Lahan Kosong Tanjakan Gombel Disulap Jadi Camping Ground

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Dwi Murdaningsih

Selasa 04 Jun 2019 19:50 WIB

Suasana posko mudik bertemakan camping ground yang berada di Tanjakan  Gombel, Ngesrep, Semarang. Foto: republika/adinda ptyanka Suasana posko mudik bertemakan camping ground yang berada di Tanjakan Gombel, Ngesrep, Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Malam takbiran dengan suasana ala camping  hadir di Tanjakan Gombel, Ngesrep, Semarang. Tepatnya di samping Hotel Alam Indah, sejumlah komunitas pecinta alam menghadirkan fasilitas layaknya camping ground. Tenda hingga dapur umum tersedia di area terbuka dengan latar belakang ilalang.

Sebelumnya, area tersebut hanya lahan kosong. Tapi, komunitas pecinta alam ‘menyulapnya’ menjadi posko mudik Lintas Komunitas Semarang yang memberikan fasilitas istirahat bagi para pemudik. Tanpa perlu membayar sepersen pun, pemudik akan dijamu dengan camilan dan makanan berat untuk berbuka.

Baca Juga

Wakil Koordinator Lapangan Posko Mudik Lintas Komunitas Semarang, Dias Pasha, menuturkan, para pemudik maupun masyarakat setempat tidak perlu sungkan untuk singgah saat malam takbiran. Sebab, posko tersebut memang ditujukan untuk siapapun, tanpa mengenal daerah asal dan latar belakang.

Dias menjelaskan, pada malam takbiran, banyak anggota dari berbagai komunitas akan turut hadir. Di antaranya Komunitas Tengkuleh dan Resopala RMC. "Komunitas RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) juga akan ada," ujarnya ketika ditemui Republika.co.id, Selasa (4/6).

Mereka akan mengadakan acara yang bertujuan utama meningkatkan silaturahmi. Tapi, ajang ini juga terbuka bagi para pemudik dan masyarakat sektiar yang ingin ikut. Makanan ringan maupun berat dipastikan sudah tersedia untuk menjamu para pengunjung.

Posko Mudik Lintas Komunitas Semarang sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak Kamis (30/5) hingga malam takbiran, Selasa. Sudah berdiri sejak 2016, posko mudik ditujukan bagi pemudik yang ingin beristirahat sejenak dari perjalanan jauhnya.

Bahkan, pemudik yang kebetulan singgah di posko mudik diberi keleluasaan untuk tidur di tenda. Sebanyak 10 tenda dengan kapasitas empat hingga lima orang per tenda sudah dibangun.

Dias menuturkan, setidaknya 25 hingga 30 pemudik datang di posko mudik tersebut. Baik untuk sekadar meregangkan badan setelah melakukan perjalanan lintas kota ataupun menginap di tenda. Tidak sedikit juga yang ingin membatalkan puasa di tempat tersebut.

Dias berharap, Posko Mudik Lintas Komunitas Semarang ini dapat hadir setiap tahun. Sebab, selain sebagai upaya memberikan kenyamanan bagi pemudik, posko mudik juga menjadi wadah silaturahmi komunitas yang ada di Semarang. "Di sini, kita semua kumpul bersama untuk satu tujuan, agar para pemudik dapat melepaskan lelah," katanya.

Terpopuler