H-1 Lebaran, Harga Petai Meroket Hingga 500 Persen

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Endro Yuwanto

Selasa 04 Jun 2019 19:00 WIB

Petai Foto: Antara Petai

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Harga sembako dan sejumlah barang lain jelang Lebaran memang sudah lumrah meroket. Salah satunya adalah harga petai yang meroket hingga 500 persen pada H-1 Lebaran. Pedagang mengaku harga mahal dikarenakan memang permintaan meningkat.

“Petai biasanya Rp 3 ribu per papan, ini tadi Rp 20 ribu per papan, dan ditawar pun nggak bisa kurang, kejam,” ujar salah seorang pembeli petai di Pasar Pucung, Depok, Jawa Barat, Rokayah (45 tahun), saat ditemui Republika.co.id di pasar tersebut, Selasa (4/6).

Rokayah mengaku sempat menawar Rp 10 ribu kepada pedagang, namun tidak diberikan, kemudian ditawar Rp 15 ribu pun juga tidak diberikan. Padahal petai pun dalam kondisi yang tidak terlalu bagus, tetapi sang pedagang tetap bertahan dengan harga yang diberikan.

Rokayah bersama beberapa ibu yang berbelanja di sana sempat saling berbisik agar kompak menawar harga, namun sang pedagang tetap bergeming. “Saya belinya juga memang mahal, jadi udah pas-pas,” kata sang pedagang.

Menurut Rokayah, wajar jika petai dicari-cari saat jelang Lebaran karena salah satu menu yang ada di Hari Raya Idul Fitri adalah sambal goreng ati, yang biasanya dipadupadankan dengan petai. Ia mengaku menyesal baru membeli petai di H-1 Lebaran karena sebelumnya harganya belum semahal ini.

“Biasanya saya beli pun paling mahal ya Rp 6 ribu deh per papan. Ini sampai Rp 20 ribu, udah gitu jelek-jelek petainya,” keluh Rokayah.

Republika.co.id mencoba berkeliling untuk mengecek harga petai di pedagang lainnya, dan rupanya mereka memasang harga serupa, yakni Rp 20 ribu per papan. Andai ada yang memberikan Rp 10 ribu adalah pedagang yang petainya hanya tersisa sepapan.

Salah seorang pengecer sayur mayur di luar Pasar Pucung yang berjualan di halaman rumahnya, Mpok Noni, mengatakan, kebanyakan pedagang sebenarnya hanya aji mumpung menaikkan harga petai. Karena mereka mengetahui banyak peminat petai dan barang mulai jarang sebab selalu habis.

“Ah, itu sih mereka kesempatan saja menaikkan harga petai. Saya jual juga naik harganya, tapi tidak semahal itu,” kata Mpok Noni yang sudah tidak menjual petai sejak kemarin.

Terpopuler