REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Sebagian umat Islam di Kabupaten Bandung menyelenggarakan salat Idul Fitri, 1 Syawal 1440 hijriah hari ini, Selasa (4/6). Hal itu berdasarkan pemahaman terhadap hisab global saat bulan (hilal) sudah terlihat.
Ketua DKM Masjid Ansharullah, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, KH Muhammad Salam Hidayat mengungkapkan, kurang lebih sekitar 2.000 orang melaksanakan salat Idul Fitri di masjid tersebut. Mereka berasal dari berbagai tempat.
"Yang melaksanakan salat id hari ini banyak. Mereka datang dari Soreang, Kopo, Margahayu dan di Dayeuhkolot sendiri," ujarnya saat dihubungi via sambungan telepon, Selasa (4/6). Menurutnya, penyelenggaraan salat Idul Fitri berjalan lancar.
Ia mengatakan terdapat dua pemahaman dalam penentuan satu syawal 1440 hijriah. Pertama, hisab dan rukyat dilakukan pada lingkup wilayah Indonesia. Sedangkan pemahaman yang kedua hisab dan rukyat dilakukan secara global, terkhusus untuk rukyat.
Di Indonesia sendiri, menurutnya berdasarkan keterangan di media massa (Menag) kemarin bulan tidak terlihat. Sehingga bulan puasa digenapkan menjadi 30 hari. Sementara itu hisab global di negara lain yang berada di sebelah barat Indonesia sudah terlihat dan memasuki satu syawal.
"Kami beberapa atau banyak di daerah melaksanakan salat Idul Fitri. Karena punya pemahaman hari ini tanggal satu," ungkapnya.
Konsekuensinya, KH Salam mengatakan hari ini pihaknya tidak puasa. Sementara itu, umat Islam yang akan menggelar Salat Idul Fitri Rabu (5/6) hari ini masih berpuasa. Oleh karena itu diperlukan toleransi terhadap pemahaman yang berbeda.
"Sejauh ini berjalan dengan lancar karena sudah biasa. Dulu terjadi perbedaan diawal Ramadhan. Sekarang di akhir Ramadhan, masyarakat sudah biasa memahami," katanya.
Pada Senin malam (3/6), sejatinya mereka melakukan takbiran namun tidak dilakukan karena menghargai yang lainnya. "Kami juga menyampaikan sebelum salat Idul Fitri, meskipun sudah tidak puasa. Jangan memperlihatkan kepada yang lain yang masih berpuasa," katanya.