Jamaah Majelis Taqorub Ilallah Garut Lebaran Hari Ini

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda

Selasa 04 Jun 2019 12:12 WIB

Bukan hanya Majelis Taqorub Ilallah yang melaksanakan shalat Id hari ini, jamaah Forum Silaturahmi Majlis Ta'lim Banjarmasin juga melaksanakan shalat Idul Fitri, pada Selasa (4/6). Foto: Antara/Bayu Pratama Bukan hanya Majelis Taqorub Ilallah yang melaksanakan shalat Id hari ini, jamaah Forum Silaturahmi Majlis Ta'lim Banjarmasin juga melaksanakan shalat Idul Fitri, pada Selasa (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan jamaah Majelis Taqorub Ilallah berkumpul di Lapangan Kerkof, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut sejak Selasa (4/6) pagi. Mereka berkumpul di tanah lapang untuk menunaikan shalat Idul Fitri yang dilakukan di Hari Raya Lebaran, satu hari lebih cepat dari keputusan yang dibuat pemerintah.

Salah satu tim media Majelis Taqorub Ilallah, Ridlo Muhammad (25 tahun) mengatakan, penentuan 1 Syawal yang digunakan jamaahnya didasarkan pada hasil rukyat global yang terjadi di beberapa negara. Menurut dia, pada Senin (3/6) malam pihaknya telah mendapatkan informasi hilal di 35 negara, termasuk Arab Saudi dan Turki.

Baca Juga

"Keputusan itu hasil ijtihad para ulama, yang menyatakan jika satu negara telah melihat adanya hilal, maka negara lain wajib hukumnya untuk mengikuti. Jadi bagi kami ya sudah sah jika hari ini berlebaran, tidak genap sesuai Pemerintah," kata dia usai menunaikan shalat Id, Selasa (4/6).

Ridlo mengaku tidak memersoalkan adanya perbedaan pilihan antara majelisnya dengan pemerintah. Sebab keputusan penentuan tanggal 1 Syawal, baik yang diamini oleh jamaahnya maupun Pemerintah, didasari oleh kesepakatan para ulama.

Salah satu jamaah Majelis Taqorub Ilallah, Dedi Mulyadi (60) mengatakan, perbedaan perayaan Lebaran dengan Pemerintah tidak perlu menjadi perdebatan. Menurut dia, setiap orang memiliki keyakinan masing-masing dalam melaksanakan ibadah. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang beragam.

"Kemarin malah ada majelis di Sumatra lebaran. Aman-aman saja,” kata dia.

Menurut dia, pilihan Majelis Taqorub Ilallah merupakan hasil kesepakatan ulama yang menyatakan telah melihat adanya hilal di beberapa belahan dunia. “Intinya kami menggunakan rukyat global, sementara Pemerintah menggunakan rukyat lokal. Tak ada masalah,” ujar dia.

Ia mengaku tetap menghormati pilihan mayoritas masyarakat Indonesia yang baru akan melaksanakan hari Lebaran pada Rabu (5/6). Meski berbeda hari, lanjut dia, suasana Lebaran harus memberikan rasa kedamaian bagi seluruh masyarakat.

Terpopuler