Ingat Tekol Bedug Kala Lebaran di Negara Sekuler Prancis

Red: Muhammad Subarkah

Selasa 04 Jun 2019 11:28 WIB

Makan bersama untuk merayakan lebaran di Prancis. Foto: Dini kusmana Massabau Makan bersama untuk merayakan lebaran di Prancis.

Selasa ini di Prancis lebaran tiba. Berbeda dengan di Indonesia kali ini tanggalnya.
 Ketika hidup di negara sekuler, maka akan terasa sekali, tak ada secuilpun suasana lebaran terasa.

Besok bungsu wajib masuk sekolah, karena dia akan tes paginya. Minta ijin bisa tapi, tes dia ngk akan bisa diganti kata gurunya. Hiks  Bungsu sudah SMP, kalau SD dulu masih mudah bermain bolos-bolosan sama gurunya.


Nah, sekarang dia terpaksa harus patuh.
 Meski dia sempat ngotot mau bolos, mau ikut sholat. Tapi indungna yang harus terangkan, sholat Ied hanyalah sunnah jadi tak mengapa tak dikerjakan. Alhamdulillah sudah puasa dengan semangat aja sudah bikin orangtuanya bahagia.

Lebaran, bahagialah yang masih kenal istilah mudik. Seru-seruan. Apapun kondisinya. Mahal tiket, macet bermacam-macam kondisi adalah salah satu ciri khas hebohnya lebaran.

Selama 19 tahun di Prancis hanya empat kali saya merasakan lebaran di Tanah Air.

Dengan berjalan waktu, anak-anak mulai besar. Berkellit lagi dengan urusan ijin sebaiknya bisa dilupakan. Sedih? Pasti. Tapi ini bagian dari hidup yang harus dijalani. Bagian dari istikomah untuk setiap tahun anak-anak bisa merasakan asiknya bulan Ramadhan.
 Pentingnya bersama saat lebaran. Tidak bisa pagi ya siangnya' tidak bisa siang ya malamnya. Coba dinikmati.

Saya masih bersyukur, suami selama Idul Fitri atau Idul Adha selalu berusaha untuk cuti. Kadang satu hari kadang setengah hari. Tergantung sikon. Begitulah nasib kami hidup di negara sekuler.

Saya ingat anak-anak pernah heboh dengan takbiran ketika mudik ke kampung di tanah air. Mereka senang sekali. Sayapun ingat ketika kecil paling suka yang namanya takbiran. Dimana semua sepupu kumpul, rebutan pentungan untuk tabuh bedug. Udah tidak karu-karuan bunyinya. Tapi para orang tua asik asik saja melihat tingkah kita.

Maka, saat ini saya membayangkan, mesjid indah milik keluarga yang dibangun orang tua.
Entah kapan, kami bisa berlebaran di sana. Anak-anak mencoba tradisi ibunya dulu "takol bedug" (pukul bedug).

Mungkin suatu saat. InsyaAllah jika Allah memberikan rezeki itu kepada kami.

Besok lebaran, dan suasana di Prancis seperti hari biasanya. Tidak ada libur. Keluarga Muslim akan kesulitan mengatur agar bisa berkumpul karena tak adanya hari libur. Dan itu menjadi bagian dari kami dari tahun ke tahun.

Maka bersyukurlah teman-teman yang berada di Indonesia.

Terpopuler