REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Arus lalulintas di wilayah Jawa Barat relatif lancar selama arus mudik 2019 berlangsung. Sampai saat ini tidak ada kemacetan yang sangat parah terjadi di Jalan Tol Jakarta - Cikampek dan Jalan Tol Cipali.
Adanya penumpukan arus lalulintas di jalan tol tidak sampai menimbulkan kemacetan yang berkepanjangan. Kendaraan tetap bisa berjalan di jalan tol meski dengan kecepatan terbatas atau lambat.
Hal tersebut terjadi akibat ada pemudik yang memarkir kendaraan di bahu jalan tol. Serta terjadi penumpukan kendaraan di rest area. Maka, aparat keamanan menertibkan pemudik tersebut agar melanjutkan perjalanan dan berhenti di rest area yang masih kosong.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, mudik tahun ini lancar karena beberapa faktor. Di antaranya karena infrastruktur jalan tol, koordinasi antar instansi yang baik, dan cara bertindak petugas yang sudah dikoordinir.
Dia mengatakan, sebelum dimulai operasi ketupat untuk menyambut arus mudik dan arus balik tahun 2019, Polda Jawa Barat sudah melakukan rapat koordinasi secara internal dan eksternal. Secara internal melakukan rapat koordinasi dengan internal Polda dan internal Polri. Yakni dengan Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas), Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah, dan Polda Jawa Timur.
Polda Jawa Barat juga melakukan rapat koordinasi dengan instansi-instansi lain seperti dengan Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan dan lain sebagainya. "Koordinasi antar instansi sudah baik sekali, sama seperti tahun lalu hanya saja tahun lalu infrastruktur belum seperti sekarang," kata Kombes Pol Trunoyudo saat dihubungi Republika.co.id, Senin (3/6).
Dia menerangkan, adanya infrastruktur yang sudah memadai juga berkontribusi melancarkan arus lalulintas pada arus mudik tahun ini. Sekarang sudah ada Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan kabupaten dan kota di Pulau Jawa.
Di sebelah selatan juga ada Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Kemudian ada Jalan Tol Cisumdawu yang akan digunakan ketika terjadi kepadatan arus lalulintas. Tapi sampai saat ini belum digunakan karena arus lalulintas masih terkendali dengan baik.
"Dengan infrastruktur (jalan tol) yang ada, maka Polri dalam hal ini Polda Jawa Barat menggunakan pola, pola untuk Pantura (Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Cipali) menggunakan pola one way (satu arah) yang di bawah koordinator Korlantas," ujarnya.
Sistem one way dan contraflow diberlakukan di jalan tol sebagai upaya untuk memperlancar arus lalulintas dari arah Jakarta ke Jawa Tengah yang melintasi wilayah Jawa Barat. Berdasar pantauan Republika.co.id, tidak ada kemacetan dan penumpukan arus lalulintas yang parah dan berkepanjangan saat sistem one way dan contraflow diberlakukan di Jalan Tol Jakarta - Cikampek dan Cipali.
Adanya dua Gerbang Tol (GT) baru pengganti GT Cikarang Utama juga membuat arus lalulintas dari arah Jakarta ke Jawa barat semakin lancar. Dua GT tersebut di antaranya GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama. Jadi kendaraan dari Jakarta terbagi oleh dua GT tersebut sehingga tidak menumpuk di satu GT.
Menurut Kombes Pol Trunoyudo, dua GT tersebut sangat berpengaruh sekali. Di sana hanya terjadi antrean kendaraan saat akan memasuki GT, bisa dikatakan bukan terjadi kemacetan. Setelah melewati GT Cikampek Utama, kendaraan sudah memasuki sistem one way sehingga perjalanan mereka ke arah timur lancar. "Setelah masuk GT Cikampek Utama ada sistem one way dan arus kendaraan lancar," jelasnya.
Kombes Pol Trunoyudo menambahkan, di Jalan Tol Purbaleunyi juga arus lalulintas lancar. Di sana sudah tidak ada perbaikan jalan karena Polda Jawa Barat sudah melakukan koordinasi dengan pihak pengelola jalan tol atau Jasa Marga. Hal tersebut yang sedang dan telah dilakukan Pola Jawa Barat untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan di wilayah Jawa Barat.