Tradisi Bermalam di Pelabuhan Masih Terjadi di Bakauheni

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita

Senin 03 Jun 2019 15:06 WIB

Petugas Kepolisian Polres Lampung Selatan melakukan pengamanan bagi pemudik yang menginap di ruang istirahat penumpang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Senin (3/6/2019) dini hari. Polres Lampung Selatan menurunkan sebanyak 350 personel untuk melakukan pengamanan di dalam Pelabuhan Bakauheni lampung Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah Petugas Kepolisian Polres Lampung Selatan melakukan pengamanan bagi pemudik yang menginap di ruang istirahat penumpang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Senin (3/6/2019) dini hari. Polres Lampung Selatan menurunkan sebanyak 350 personel untuk melakukan pengamanan di dalam Pelabuhan Bakauheni lampung Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memasuki puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini, tradisi pemudik bermalam semalam masih terjadi di Pelabuhan Bakauheni. Para pemudik tetap ingin bermalam untuk menunggu waktu pagi dan kemudian melanjutkan perjalanan mudik ke Terminal Rajabasa, Kota Bandar Lampung.

Pemudik pejalan kaki asal Pulau Jawa yang tiba di dermaga Pelabuhan Bakauheni pada malam hari tetap memilih tidak melanjutkan perjalanan mudiknya menggunakan bus menuju Terminal Rajabasa. Pilihan pemudik untuk bermalam, yakni karena perjalanan mudik malam hari dikhawatirkan dapat menimbulkan mudharat yang lebih besar, terutama pada keselamatan jiwa dan harta pemudik.

Baca Juga

Untuk itu, pemudik tetap tidak mengindahkan imbauan aparat kepolisian dan keamanan setempat agar langsung melanjukan perjalanan mudiknya malam hari ke Terminal Rajabasa. “Memang kami setiap sampai di Bakauheni malam hari, selalu pilih menginap saja semalam tunggu pagi baru berangkat lagi naik bus ke Rajabasa,” kata Narti, pemudik asal Cibubur tujuan Pringsewu, Lampung, Senin (3/6).

Ibu dua anak tersebut bersama pemudik pejalan kaki lainnya setelah tiba di dermaga III Pelabuhan Bakauheni sengaja tidak melanjutkan perjalanan mudiknya menggunakan bus dari Bakauheni menuju Terminal Rajabasa. Mereka tetap khawatir bila perjalanan malam ke Rajabasa karena faktor keamanan.

Petugas kepolisian sebenarnya terus menggaungkan dan menyosialisasikan jaminan keamanan di Terminal Rajabasa. Polisi telah mendirikan beberapa pos keamanan, pos kesehatan, dan pos pelayanan, di terminal tersebut.

Bahkan, pemudik dapat beristirahat di pos-pos tersebut sembari menunggu bus yang akan mengantarkan mereka ke kampung halaman. Untuk itu, kepolisian mengimbau pemudik yang tiba dari kapal di pelabuhan malam hari, kapan saja, dapat melanjutkan perjalanan mudik ke Terminal Rajabasa. 

photo
Sejumlah calon penumpang bersiap menaiki bus di Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, Lampung, Kamis (30/5/2019). Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IV Bengkulu-Lampung Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus mudik lebaran tahun 2019 di terminal tersebut terjadi pada awal Juni 2019. (ANTARA FOTO/Ardiansyah)

Namun, cerita-cerita masa lalu mengenai perlakuan tidak manusiawi di Terminal Rajabasa, Kota Bandar Lampung, beberapa tahun silam ternyata masih membekas di benak pemudik sampai sekarang. “Katanya Terminal Rajabasa masih rawan kejahatan,” ujar Rudi, pemudik asal Bekasi dengan tujuan Desa Hanura, Pesawaran, Lampung.

Banyaknya pemudik yang menginap di pelabuhan membuat PT Agkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IF) Cabang Bakauheni menyediakan selasar dan ambal panjang untuk pemudik beristirahat semalam. Bagian Humas ASDP Bakauheni Saifulalil Maslul Harahap menyatakan, ASDP tetap menyediakan tempat bagi pemudik yang ingin bermalam di pelabuhan.

Tak hanya tikar dan karpet panjang, menurut dia, petugas pelabuhan juga menyediakan fasilitas minum air panas, teh, dan kopi secara gratis selama menginap di pelabuhan.  Kegiatan seperti itu terjadi setiap arus mudik Lebaran, bahkan pada hari lain ketika banyak pemudik menginap.

Terpopuler