REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Masjid Istiqlal Jakarta telah menerima 18,5 ton beras zakat fitrah hingga Senin (3/6). Penerimaan zakat fitrah masih dilakukan hingga menjelang pelaksanaan shalat id, menunggu keputusan sidang isbat oleh Kementerian Agama sore ini.
Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam menyebutkan, seluruh zakat fitrah nantinya akan didistribusikan kepada jamaah mustahiq (penerima zakat) di sekitar Masjid Istiqlal dan disalurkan melalui lembaga resmi yang melakukan kerja sama.
"Alhamdulillah untuk tahun ini penerimaan zakat kami bekerja sama dengan Baznas. Kalau tahun kemarin masih lembaga sendiri ya. Mulai tahun ini sudah di bawah Baznas. Kami berubah jadi UPZ (Unit Pengumpul Zakat)," kata Abu Hurairah di Masjid Istiqlal, Senin (3/6).
Abu menambahkan, animo masyarakat dalam mengumpulkan zakat di tahun ini relatif stabil dibandingkan tahun lalu. Hanya saja, kata dia, ada pergeseran pola pengumpulan zakat fitrah dari bentuk uang menjadi beras. Tahun 2018 lalu misalnya, penerimaan zakat fitrah dalam bentuk uang mencapai Rp 300 juta.
"Penerimaan dalam bentuk beras justru naik. Banyak yang tunaikan zakat fitrah dalam bentuk beras. Kalau tahun lalu lebih banyak uang, tahun lalu nyaris 300 jutaan untuk zakat fitrah saja," kata Abu.
Abu menyebutkan, zakat fitrah nantinya dibagikan kepada mustahiq dalam bentuk beras seberat 5 kilogram (kg) per kantong. Artinya, satu jiwa mustahiq akan menerima satu kantong beras seberat 5 kg.
"Kami prioritaskan kepada jamaah mustahiq yang bertetangga langsung dengan masjid Istiqlal. Malam lebaran pasti mereka berduyun-duyun ke Istiqlal. Penyaluran juga melalui lembaga," katanya.
Selain zakat fitrah, Masjid Istiqlal juga menerima zakat maal. Hingga Senin (3/6), pihak pengurus sudah menerima zakat maal sebanyak Rp 200 juta. Nantinya zakat maal akan dibagikan kepada delapan asnaf (kategori penerima) yang dikoordinasi oleh Baznas.