REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemudik yang akan pulang kampung ke Padang dan Pariaman diminta waspada saat melintasi perlintasan kereta api tidak resmi atau liar tanpa palang pintu. Dari 173 buah perlintasan kereta api di Padang, hanya 43 perlintasan yang legal, sisanya liar.
"Jumlah kendaraan yang padat bisa mengakibatkan kemacetan di perlintasan kereta api tanpa palang. Pengendara harus waspada," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat, Heri Nofiardi di Padang, Senin (3/6).
Sebanyak sekitar 130 perlintasan liar kereta api berbahaya jika pengendara tidak hati-hati. "Perhatikan betul keberadaan kereta api sebelum melintas," ingatnya.
Jika terjadi kepadatan di perlintasan itu, pengendara lebih baik menghentikan kendaraan sebelum perlintasan, menunggu kepadatan terurai. Dikhawatirkan, kalau pengendara memaksakan antre di perlintasan, akan sulit menghindar jika kereta api tiba-tiba datang.
"Sebenarnya untuk perjalanan kereta api ini sudah ada jadwal pasti. namun jika pengendara datang dari luar daerah, tentu belum terlalu hafal dengan jadwal. Kita minta waspada," katanya.
Kepala Divre II, Fredi Firmansyah mengatakan jadwal perjalanan kereta api di daerah itu berubah sejak 22 Maret 2019 sesuai program kegiatan Peningkatan Pelayanan Perkeretaapian di Sumatera Barat.
Kereta api Sibinuang yang sebelumnya hanya Padang-Pariaman (PP), saat ini menjadi Padang-Naras (PP) dengan keberangkatan empat kali dari Padang dan empat kali dari Naras. Untuk KA Lembah Anai, yang sebelumnya relasi Kayutanam-Lubuk Alung, menjadi relasi Kayutanam-BIM (PP) dengan keberangkatan dua kali dari Kayutanam, serta dua kali dari BIM.
Kemudian, KA Minangkabau Ekspres, hanya berubah jumlah frekuensi keberangkatannya, dimana sebelumnya hanya 5 kali PP, saat ini menjadi 6 kali PP, atau 12 kali perjalanan dalam sehari.
Sementara itu dalam sisi pengamanan, pihaknya telah bekerja sama dengan jajaran TNI/Polri yang dibagi menjadi beberapa tim dan ditempatkan pada titik tertentu yang diperkirakan rawan untuk keselamatan Perjalanan KA, seperti halnya pelemparan batu oleh orang tak bertanggung jawab.
Pengamanan itu terdiri dari internal KAI yaitu Security dan Polsuska, kemudian ditambah dengan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) dari jajaran TNI dan Polri, yang akan bersiaga selama masa Angkutan Lebaran untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi penumpang KA.
PT KAI juga menyiapkan tim untuk melakukan pengecekan jalur pada titik rawan seperti perlintasan liar dan bencana alam. Selain itu, KAI Divre II menyiagakan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang dipastikan siap digunakan kapanpun dan dimanapun.