Potensi Angin Kencang Ancam Pemudik di Ciayumajakuning

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Ahad 02 Jun 2019 23:42 WIB

Sejumlah kendaraan pemudik melintas di ruas Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, Sabtu (1/6). Foto: Abdan Syakura Sejumlah kendaraan pemudik melintas di ruas Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, Sabtu (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para pemudik yang melintasi Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dan Sumedang harus mewaspadai potensi angin kencang dalam beberapa hari kedepan. Mereka diminta untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh selama melakukan perjalanan.

‘’Potensi peningkatan kecepatan angin di Wilayah Ciayumajakuning dan Sumedang akan terjadi pada 31 Mei – 2 Juni 2019,’’ ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, berdasarkan pantauan Stasiun Meteorologi Jatiwangi, kondisi itu disebabkan oleh fenomena regional berupa perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan di wilayah utara dan selatan ekuator. Semakin tinggi selisih tekanan udara antara dua daerah tersebut, maka kecepatan gerak massa udara (angin) juga akan semakin tinggi.

Faiz menyebutkan, dari analisis data tekanan udara dan angin gradien BOM 31 Mei 2019 pukul 00 UTC, pusat tekanan tinggi di selatan mencapai 1035 hPa (Australia). Sedangkan pusat tekanan udara rendah di utara mencapai 998 hPa (Siberia).

Kondisi tersebut ditambah munculnya gangguan cuaca berupa pola siklonik di wilayah Aceh. Akibatnya, terjadi peningkatan kecepatan angin terutama wilayah selatan ekuator, termasuk wilayah Ciayumajakuning dan Sumedang.

Faiz menjelaskan, khusus untuk wilayah Majalengka, arah kecepatan angin permukaan umumnya dari arah tenggara hingga selatan. Adapun kecepatan maksimumnya mencapai 45 km per jam (Pos pengamatan Kertajati).

 

 

 

‘’Potensi peningkatan kecepatan angin ini juga berdampak pada kenaikan tinggi gelombang di sekitar perairan Utara Cirebon dan Indramayu dengan ketinggian gelombang maksimum antara satu sampai dua meter,’’ tukas Faiz.

 

 

 

Dampak lainnya yang bisa terjadi adalah menurunnya kelembapan udara relatif hingga mencapai nilai 50 persen. Akibatnya, udara sekitar terasa kering.

 

 

 

Dengan adanya kondisi tersebut, BMKG Stasiun Jatiwangi mengimbau agar masyarakat  waspada, terutama bagi para pemudik. Mereka diminta tetap menjaga kesehatan selama berkendaraan.

 

 

 

‘’Khusus bagi pemudik dengan kendaraan roda dua, jangan lupa gunakan pelindung badan seperti jaket dan masker. Jaga kondisi tubuh dan ikuti terus informasi cuaca dari BMKG,’’ tandas Faiz. 

Terpopuler