REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kebutuhan gas elpiji ukuran tiga kilogram (kg) kerap melonjak menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pada musim Lebaran tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamin ketersediaan gas elpiji 3 kg itu aman.
Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Emy Retnosasi menilai, ketersediaan kebutuhan tersebut selama Lebaran ini akan aman. Apalagi, pihaknya telah melakukan pemantauan selama dua hari sejak pekan lalu.
Pemantauan itu dilakukan pada Senin (27/5) di Kecamatan Prambanan. Pada Selasa (28/5), kegiatan yang sama digelar di Kecamatan Pakem dan Cangkringan. Sasaran yang dipantau meliputi agen-agen yang tersebar di Sleman Timur.
Seluruh agen yang dikunjungi, lanjut Emy, dipilih secara acak agar pihaknya dapat mengambil sampel dari masing-masing wilayah. Kegiatan itu bertujuan untuk mengetahui agen dan pangkalan yang menjual gas elpiji 3 kg dengan harga yang telah ditentukan. "Sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional yaitu Rp15.500," kata Emy.
Selain terkait harga, pantauan dilakukan demi memastikan penjualan gas yang bersubsidi ini tepat sasaran, sehingga merata untuk masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Hal itu dirasa sangat perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi kelangkaan gas elpiji di Kabupaten Sleman. Pada tahun ini, Pemkab Sleman sudah mengusulkan penambahakan fakulatif gas elpiji 3 kg. "Sehingga, seluruh agen di Kabupaten Sleman mendapatkan tambahan fakultatif 5-7 persen dari kuota," ujar Emy.
Ia mengaku terus pula melakukan koordinasi dengan Pertamina soal penambahan fakultatif. Sejauh ini, Emy mengaku mendapat info jika tidak cuma gas elpiji 3 kg yang mendapatkan tambahan. "Tapi, Bahan Bakar Minyak (BBM) ada penambahan 10 persen," kata Emy.
Untuk itu, hingga kini ia masih berani menjamin ketersediaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Sleman aman dan relatif stabil. Karenanya, ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir.