Lonjakan Kendaraan Terjadi di Jalur Alternatif Singaparna

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih

Sabtu 01 Jun 2019 17:20 WIB

Kapolres Tasikmalaya AKBP Doni Eka Putra dan para polwan membagikan takjil ke pengendara yang melintas di Jalan Mangunreja, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (8/5). Foto: Republika/Bayu Adji P Kapolres Tasikmalaya AKBP Doni Eka Putra dan para polwan membagikan takjil ke pengendara yang melintas di Jalan Mangunreja, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya, yang melalui Kecamatan Singaparna, mulai terjadi peningkatan kendaraan mulai Sabtu (1/6) pagi. Peningkatan itu disebabkan pengalihan arus kendaraan dari Kabupaten Bandung melalui Jalur Leles dan dilanjutkan mengarah ke Singaparna.

Kapolres Tasikmalaya AKBP Doni Eka Putra mengatakan, jalur yang melalui Singaparna memang merupakan alternatif jika volume kendaraan di jalan nasional yang melintasi Jalur Gentong padat. Menurut dia, pihaknya telah melakukan persiapa guna menerima limpahan kendaraan  kalau di wilayah kota.

Baca Juga

"Mulai tadi pagi sudah ada lonjakan karena ada limpahan dari Soreang ke Garut dan Singaparna. Tapi masih kondusif dan lancar meski agak pelan," kata dia, Sabtu (1/6).

Ia mengingatkan, titik yang mesti diwaspadai ketika melintasi Jalan Raya Garut-Tasikmalaya terdapat di Kecamatan Salawu. Sebab, jalanan yang melintasi daerah itu rawan terjadi longsor. Meski begitu, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan alat berat untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor.

Selain itu, Polres Tasikmalaya juga membatasi kendaraan besar untuk melintasi jalan alternatif tersebut. Pasalnya, jalur di Jalan Raya Garut-Tasikmalaya cukup sempit. "Kalau kendaraan besar dipaksakan lewat sana, bisa terjadi kemacetan," kata dia.

Doni menambahkan, titik lain yang perlu diwaspadai adalah Alun-alun Singaparna. Pasalnya, di lokasi itu merupakan sumber kemacetan. Masih beroperasinya delman di sekitar alun-alun menjadi salah satu penyebab kemacetan tersebut.

Ia mengatakan, Polres Tasikmalaya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya untuk mengatur dan menertibkan delman yang beroperasi di wilayah itu.

"Mudah-mudahan H-3 sudah bisa ditertibkan rutenya. Tapi untuk dihentikan, Bupati kurang menyepakati, tapi rutenya akan dialihkan," kata dia.

Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Tasikmalaya Iin Aminudin mengatakan, Pemkab Tasikmalaya memang tidak memberhentikan operasi delman selama musim arus mudik dan arus balik Lebaran. Pemkab hanya memberikan pemahaman agar delman menggunakan jalur alternatif.

"Karena itu juga melayani masyarakat di Tasik. Yang penting bisa mengatur jangan sampai ada kemacetan lalu lintas," kata dia.

Menurut dia, meski tak diberhentkan, kendaraan yang melintas melalui Singaparna tak terlalu terganggu. Ia mencontohkan, pada Sabtu (1/6) pagi arus lalu lintas tetap lancar meski terjadi peningkatan jumlah kendaraan.

"Kasihan mereka (delman) kan mencari rezeki tambahan untuk Lebaran," kata dia.

Terpopuler