Jalur Selatan Jawa Lengang, Potensi Kecelakaan Meningkat

Red: Agung Sasongko

Sabtu 01 Jun 2019 13:52 WIB

Pemudik sepeda motor melintas di jalur selatan di Kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/5) Foto: Raisan Al Farisi/Antara Pemudik sepeda motor melintas di jalur selatan di Kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/5)

REPUBLIKA.CO.ID,  TASIKMALAYA -- Memasuki H-4 Lebaran, arus lalu lintas kendaraan yang melewati jalur selatan Jawa masih terpantau lancar. Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Jalan Raya Gentong, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, pada Sabtu (1/6) kendaraan dari arah Garut menuju Ciamis cukup ramai. Meski begitu, lalu lintas berjalan dengan lancar tanpa timbul antrean kendaraan.

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Ari Dono mengatakan, berdasarkan evaluasi sementara, arus mudik 2019 yang melalui Jalur Gentong relatif agak lebih lancar. Hal itu disebabkan jumlah kendaraan yang melalui jalur selatan Jawa menurun.

Namun, kelancaran itu justru menimbulkan kerawanan baru. "Ketika lancar, kecepatan kendaraan akan lebih tinggi. Jadi antisipasinya saya sudah lihat sendiri, ada bendera yang digunakan petugas di tikungan untuk bisa memperlambat kendaraan," kata dia saat memantau langsung pos polisi di Lingkar Gentong, Sabtu (1/6).

Ia memprediksi, puncak arus mudik akan terjadi pada Sabtu (1/6) malam. Pasalnya, sebagian besar aparatur sipil negara (ASN) baru bisa pulang ke kampung halamannya setelah melaksanakan upacara Hari Lahir Pancasila. Setelah itu, lanjut dia, jumlah kendaraan akan berangsur menurun.

Namun melihat situasi di Jalur Gentong yang lengang dan lancar, Ari mengimbau masyarakat yang akan melintasi lintas selatan Jawa lebih hati-hati. "Karena memang relatif agak senggang, maka kecepatan dikendalikan. Lebih hati-hati, khususnya di tikungan tajam," kata dia.

Antisipasi Arus Balik

Ari mengatakan, masalah yang umumnya terjadi di Jalur Gentong biasanya timbul pada arus balik. Kondisi geografi yang banyak tanjakan dan tikungan tajam, lanjut dia, menjadi faktor membuat banyak kendaraan tak kuat menanjak.

Menurut dia, potensi tak kuatnya kendaraan menanjak itu sudah diantisipasi dengan aparat kepolisian. Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir polisi sudah mengoordinasikan masyarakat sekitar yang biasa mengganjal kendaraan yang mogok (Tim Ganjal) di sekitar Jalur Gentong untuk menahan kendaraan yang tak kuat menanjak.

"Beberapa tahun yang lalu tim ganjel tidak ada. Sekarang sudah dikoordinir dan terlatih," kata dia.

Selain itu, Ari menambahkan, potensi kemacetan yang akan terjadi pada arus balik melalui Jalur Gentong juga sudah mulai dipetakan. Menurut dia, ketika ada kemacetan di jalur utama, kendaraan dari arah Ciamis akan dialihkan melalui Jalur Cikijing. 

Ia mengakui, Jalur Cikijing memang relatif sempit. Namun, kontur jalan di jalur itu bagus untuk dilalui sebagai jalur anternatif. "Melalui situ, lima jam sampai Jakarta. Itu yang akan dipersiapkan tahun ini," kata dia.

Terpopuler