Kisah di Balik Penuhnya Rest Area Ungaran oleh Pemudik

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Christiyaningsih

Sabtu 01 Jun 2019 02:52 WIB

Pemudik berjalan di depan fasilitas toilet yang ada di tempat istirahat atau rest area ruas Tol Batang-Semarang KM 379A Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019). Foto: Antara/Sigid Kurniawan Pemudik berjalan di depan fasilitas toilet yang ada di tempat istirahat atau rest area ruas Tol Batang-Semarang KM 379A Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Lonjakan volume arus lalu lintas di ruas tol pada H-5 Lebaran, mengakibatkan sejumlah rest area mengalami over kapasitas alias overload. Pemandangan itu salah satunya terlihat di rest area yang ada di ruas jalan tol Trans Jawa dari Batang hingga Ungaran.

Antrean kendaraan jadi pemandangan yang jamak terlihat di setiap di pintu masuk rest area jalur A (arah Surabaya). Antrean terjadi akibat tingginya animo pengguna jalan tol yang akan memanfaatkan fasilitas istirahat dan layanan di jalan bebas hambatan ruas Semarang-Solo tersebut.

Baca Juga

Di Rest Area 429 A Ungaran, pengelola jalan tol ini melakukan sistem buka tutup bagi kendaraan yang akan masuk rest area. Sistem buka tutup diterapkan guna menghindari kepadatan kendaraan di dalam rest area.

Area parkir yang tersedia di rest area ini sudah tidak lagi menampung jumlah kendaraan yang masuk. Di sisi lain, imbauan untuk beristirahat maksimal dua jam yang disampaikan oleh pengelola rest area tak lagi efektif.

Tak pelak, kondisi ini memicu terjadinya beberapa insiden kecil. Insiden sempat terjadi di pintu masuk rest area KM 429 A Ungaran, Kabupaten Semarang pada Jumat (31/5).

Ruri, pengguna jalan asal Bekasi yang akan mudik tujuan Ngawi misalnya, sempat bersitegang dengan petugas patroli PT Trans Marga Jateng (TMJ) saat akan masuk rest area KM 429 akibat BBM kendaraannya menipis.

Bahkan untuk mencapai rest area berikutnya BBM tidak lagi mencukupi. Namun akses masuk rest area ini sedang ditutup akibat jumlah kendaraan di dalam rest area masih over kapasitas.

Saat ia berupaya meminta petugas untuk membuka akses untuknya karena BBM sudah menipis, petugas justru menawarkan bantuan derek. “Saya minta kebijakan karena memang BBM sudah mau habis, tapi petugas malah menawarkan bantuan derek. Ini bukan solusi yang saya inginkan,” tandas pria 52 tahun itu.

Menanggapi hal ini, Supervisor Patroli Tol Semarang-Solo Dwi Arisetyanto mengaku tidak memenuhi keinginan pengguna jalan tol tersebut karena area parkir tak mampu lagi menampung kendaraan. Petugas sudah mengimbau agar pengguna jalan tol yang tertahan di pintu masuk bisa menunggu kendaraan di dalam kawasan rest area berkurang.

“Karena setelah kepadatan kendaraan di dalam rest area terurai, pintu masuk pasti akan kita buka lagi. Kami sudah memohon pengertiannya demi kelancaran semua pemudik yang akan memanfaatkan rest area ini,” jelas Dwi.

Berdasarkan pantauan Republika, pihak pengelola rest area ini berkali-kali mengimbau melalui pengeras suara agar kendaraan yang sudah beristirahat terlalu lama segera meneruskan kembali perjalanannya. Akibat sistem buka tutup rest area, antrean kendaraan yang tertahan di pintu masuk rest area KM 429 A mengular.

Kondisi itu pun memengaruhi kepadatan dan antrean panjang kendaraan di dalam ruas jalan tol. Akhirnya pengelola jalan tol bersama kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas lawan arus 3:1.

Rekayasa lawan arus berlaku bagi arus lalu lintas yang datang dari arah Gerbang Tol (GT) Banyumanik. Ekor antrean kendaraan di ruas tol ini sudah mencapai KM 420 atau hampir sembilan kilometer.

Terpopuler