REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan melaporkan gelombang setinggi 2,5 meter akan terjadi di Laut Jawa dari biasa 2 meter. Gelombang setinggi 2,5 meter itu juga akan terjadi di sepanjang alur pelayaran kapal dari Balikpapan ke Surabaya, terutama setelah lepas dari perairan Pulau Laut di tenggara Kalimantan Selatan.
"Semua yang berkepentingan hendaknya berhati-hati," kata Kepala BMKG Balikpapan Ibnu Sulistyono, Jumat (31/5).
Gelombang tinggi tersebut sebab angin kencang dan hujan yang menjadi trend cuaca sementara ini. Bahkan, Sulistyono mengatakan, kapal-kapal penumpang Pelni yang tinggi lambungnya hingga 10 meter lebih dari permukaan air pun tetap harus berhati-hati.
"Penumpang, terutama di dek bawah mungkin sekali menerima goyangan lebih besar," kata Hasan, pemudik ke Surabaya yang biasa naik kapal laut.
Dia menambahkan bagi yang tidak biasa, bisa membuat pusing dan mual, hingga muntah-muntah. Kapal-kapal fery yang biasa mengangkut truk berisi berbagai kebutuhan pokok dari Surabaya juga mengindahkan peringatan BMKG ini, yang biasa direspons dengan mengurangi kecepatan kapal.
Selain di Laut Jawa, gelombang setinggi 2,5 meter juga terjadi di pertemuan Selat Makassar dengan Laut Jawa, yang ditandai dengan Pulau Laut. "Tapi Selat Makassar bagian tengah dan bagian selatan tinggi rata-rata gelombang di bawah 2 meter, yang normal terjadi di situ," kata Sulistyono.
Sampai dengan hari Lebaran nanti, setiap hari selalu ada kapal penumpang dari Balikpapan dengan berbagai tujuan. Sabtu, 1 Juni 2019 misalnya, ada KM Bukit Siguntang menuju Pare-pare, Makassar, Maumere, Loweleba, dan Kupang.
KM Lambelu berangkat pukul 09.00 ke Tarakan, Nunukan, dan Pantoloan. KM Labobar yang tanggal 30 Mei lalu mengangkut ribuan pemudik yang dibayari BUMN, sudah akan merapat lagi pada pukul 01.00 dinihari, untuk berangkat pukul 03.00 kembali ke Surabaya. Pada 3 Juni giliran KM Umsini merapat sekira tengah malam lewat dan langsung berangkat ke Surabaya pada pukul 04.00 dinihari.