REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi arus mudik Lebaran Idul Fitri 1440 H telah dimulai Rabu (29/5) malam. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan prediksi berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak pagi hingga siang hari ini.
“Di Tol Jakarta–Cikampek, Cikarang Utama, Cikampek Utama masih lengang (siang tadi) tapi mulai nanti malam (malam ini) mungkin akan mulai puncak arus mudik bisa terjadi,” kata Budi di Gedung Kemenhub, Rabu (29/5).
Untuk menghadapi arus mudik tersebut, Budi mengatakan masyarakat perlu memahami beberapa rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan. Beberapa diantaranya yakni sistem satu jalur dan contraflow yang akan diterapkan secara berjadwal.
Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani mengatakan sebelum sistem satu jalur maka pemudik akan melalui sistem lawan arus atau contraflow terlebih dahulu.
“Contraflow akan dimulai jam 06.00 WIB dari kilometer 25 sampai kilometer 61. Selanjutnya pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB baru mulai sistem satu jalur dari kilometer 70 mulai dari tgl 30 Mei sampai 2 Juni 2019,” jelas Yani.
Yani menambahkan, untuk arus balik, sistem satu jalur juga tetap akan dilakukan mulai dari 7-9 Juni 2019. Sistem satu jalur saat arus balik akan dilakukan mulai dari kilometer 263 sampai kilometer 70 dari 14.00 WIB sampai 22.00 WIB.
Selanjutnya, Budi menambahkan selama menghadapi arus mudik dan balik, masyarakat harus mengutamakan aspek keselamatan. “Kerawanan keselamatan lalu lintas biasanya dari Tegal ke wilayah timur itu wilayah puncak kelelahan. Kecelakaan parah biasanya terjadi dari Semarang ke Solo,” jelas Budi.