Kecelakaan di Tol Trans-Jawa karena Kondisi Fisik Pengemudi

Red: Friska Yolanda

Selasa 28 May 2019 12:35 WIB

Sejumlah pekerja beraktivitas membangun rest area di Tol Trans-Jawa Km 487 ruas Semarang-Solo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019). Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho Sejumlah pekerja beraktivitas membangun rest area di Tol Trans-Jawa Km 487 ruas Semarang-Solo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Saat arus mudik ini diimbau agar pengemudi betul-betul memperhatikan kondisi fisik, disamping memperhatikan kelayakan kendaraan. Kecelakaan di tol Trans-Jawa umumnya akibat kondisi fisik pengemudi yang kelelahan atau kecapaian.

Penjelasan mengenai hal ini disampaikan para pimpinan PT Jasa Marga wilayah Jawa Tengah saat menerima media peserta Pres Tour Susur Trans-Jawa bertema 'Persiapan Jasa Marga Jelang Arus Mudik dan Arus Bakuk Lebaran 2019 di Jalan Tol Trans-Jawa' di Kantor Jasa Marga di pintu tol Kali Kangkung, Selasa (28/5). Direktur PT Jasa Marga Semarang-Batang, Ari Iriyanto mengemukakan berdasarkan kejadian yang ada, kecelakaan di jalan tol khususnya ruas Semarang-Batang lebih banyak faktor fisik, yaitu mengantuk dan kecapaian.

Baca Juga

Faktor kedua adalah kondisi kendaraan terutama ban. Dua ini yang perlu menjadi perhatian serius pengemudi saat mudik.

Pimpinan PT Jasa Marga Solo-Ngawi Ari Wibowo mengemukakan, salah satu potensi kepadatan di pintu tol adalah akibat pengemudi banyak yang kekurangan saldo di kartu transaksi nontunai. "Berdasarkan pengalaman pada tahun baru yang lalu, banyak sekali saldo kurang," katanya.

Banyak pengemudi yang mengisi saldo (top up) dengan nilai pas-pasan. Untuk mengantisipasi persoalan itu, masih disediakan petugas untuk membantu dan menambah loket-loket top up.

Namun hal itu sering menjadi penyebab kepadatan di pintu tol. Karena itu, dia mengimbau kepada pengemudi arus mudik untuk memastikan saldo di kartu transaksi nontunai untuk tol mencukupi dan jangan pas-pasan.