Bukber di Montpellier Prancis, Bakso Halal Jadi Rebutan!

Red: Muhammad Subarkah

Selasa 28 May 2019 03:20 WIB

Buka bersama makan bakso halal para perantau Indonesia di Montpellier, Prancis. Foto: Dini kusmana massabuau Buka bersama makan bakso halal para perantau Indonesia di Montpellier, Prancis.

Oleh: Dini Kusmana Massabuau,  Jurnalis dan Perantau Indonesia di Prancis

Untuk yang keenam kalinya pada sabtu 25 Mei, kami sekeluarga mengadakan kembali acara buka puasa bersama. Memang sejak kami pindah ke tempat tinggal yang lebih luas, kami sudah berniat untuk melaksanakan keinginan kami setiap tahunnya mengajak teman dan para pelajar indonesia yang berada di Montpellier dan sekitarnya.

Buka puasa bersama atau ngetop dengan bukber, selalu saya kenang saat masih tinggal di Indonesia. Sejak tinggal di Prancis, tradisi ini jadi tak pernah lagi terasa. Kalaupun ada hanya sebatas teman akrab tak lebih dari sepuluh orang.

Alhamdulillah, kini acara bukber bisa jadi acara tetap dan menjadi ajang untuk silaturahmi antara sesama muslim dan non muslim.

Acara ini memang seru, karena selalu ditunggu dan sebelum acara kita para ibu-ibu sudah sibuk soal urusan menu. Karena saya yang mengundang, biasanya memang beberapa menu pokok sudah saya siapkan. Nah, bersama para ibu lainnya kita saling sibuk mengisi makanan lainnya sebagai tambahan.

photo
Makan bakso saat berbuka puasa bersama.

Tahun lalu siomay suami yang jadi rebutan untuk berbuka. Tahun ini, bakso halal buatan sahabat saya Juliette yang laris manis. Bakso ini dia buat sendiri, rasanya sangat gurih dan lembut. Saya kebagian membuat kuah baksonya, berhubung Juliette ini tinggalnya di Pinet, bukan di Montpellier dan apalagi dia bekerja pada hari sabtupun, maka bakso dia yang membuat kuah saya yang menyajikan. Saling bekerja sama.

Benar saja bakso halal ini langsung menjadi incaran para tamu yang datang. Bagi orang indonesia, makan bakso untuk buka puasa memang sesuatu sekali, apalagi dilengkapi dengan berbagai sambal yang kami hidangkan. Ada sambal cabe merah super pedas, sambal tomat bawang, sambal terasi dan sambal setan, begitu teman yang membuatnya menyebut sambal buatannya saking pedasnya sampai ke ubun-ubun.

Hidangan lainnya adalah, gulai sapi, semur ayam sereh, mie goreng, bakwan, perkedel, cireng, tempe tahu kecap pedas, gudeg, telur pindang, ikan teri dan suami saya kali ini ikut partisipasi memasak keahliannya telur balado dan tumis baby coy.

Bukber kali ini lebih spesial karena beberapa kerabat Prancis kami yang non muslim kami undang. Tujuannya agar mereka lebih mengenal budaya indonesia dan juga tradisi buka puasa bersama ala indonesia. Dan juga teman kami dari Maroko. Karena tradisi berbuka ala Indonesia dengan Maroko sangat berbeda.

photo
Shalat berjamaah usai buka puasa bersama.

Saat azan Maghrib tiba, kami yang berpuasa sibuk dengan membuka dengan minuman hangat, teman-teman Prancis pun ikutan, kemudian mencicipi hidangan pembuka berupa gorengan dan biji mutiara. Kurma dan buah-buahan juga kami sediakan. Untuk minuman hangat, selain teh manis, saya sengaja menyediakan minuman jahe manis dari Indonesia. Apalagi cuaca di hari itu cukup dingin karena hujan dari pagi hingga sore sebelumnya. Saya lihat bagaimana teman-teman Prancis kami begitu menikmati tradisi rebutan ini, dan semua menyatakan enaknya makanan gorengan buatan teman saya Widi yang mereka cicipi.

Usai membatalkan puasa, kami melakukan shalat jamaah. Berhubung yang datang lumayan banyak saat itu kami sekitar 41 orang, maka sholatpun dibagi menjadi dua gelombang dikarena tempat yang terbatas. Pria terlebih dahulu baru kemudian wanita. Dan saat kami melakukan shalat magrib, mereka yang tidak sholat saling membantu untuk menata meja mengisi dengan makanan utama.  Muslim dan non muslim saling membantu. Prancis, Indonesia, dan Maroko juga saling bersilaturahmi. Teman saya dari Maroko malah membawa makanan khas dari negara asalnya. Dan dia memperkenalkan pada kami bagaimana cara orang maroko saat berbuka.

Istimewa sekali rasanya saat ada pertukaran seperti ini. Misalnya teman-teman saya yang orang Prancis, baru pertama kalinya mereka mencicipi bakso. Pada awalnya mereka agak bingung dengan bentuknya. Tapi ketika saya terangkan bahwa isinya adalah sapi dan dijamin enak, benar saja ketika mereka mencobanya langsung berujar ''hemmm c'est très bon'' (enak sekali). Hanya mereka mengaku terjebak saat mencicipi sambal. Karena mereka menyatakan menanyakan kepada teman-teman indonesia saya, semua bilang sedikit pedas, tapi ketika mereka cicipi semua mengaku lidah mereka kebarakan!!

photo

                     Suasana buka bersama di Montpellier, Prancis

Tradisi bukber yang insyaallah bisa kami tetap laksanakan jika usia menjadi rezeki kami setidaknya bisa mengobati rasa rindu akan keramaian suasana ramadhan di tanah air. Apalagi bisa shalat berjamaah, masyaAllah bagi saya merupakan kenikmatan yang luar biasa.

Puasa kali ini di Montpellier sekitar 17 jam. Buka puasa di Sabtu itu pukul 21:16. Dan memasuki tengah tengah malam, para tamu mulai berpamitan. Ada yang sudah berpamitan sebelumnya karena ada kegiatan esok paginya atau takut tidak ada kendaraan umum. Saya dan suami sendiri baru selesai beberes pada pukul 02 pagi. Tapi meskipun cape hati kami senang. Berbagi kebersamaan di bulan suci ini adalah rezeki bagi kami, hadiah dari indahnya bulan ramadhan.