REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Othman Omar Shihab berharap agar kaum Muslim serius menjalani ibadah di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebab, pada saat itu ada malam yang sangat luar biasa, yakni datangnya malam keampunan berupa ‘Laitaur Qadar’.
‘’Lailatur Qadar artinya malam yang mulia. Ini terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Maka, kaum Muslim manfaatkanlah dan jemputlah malam-malam itu dengan memperbanyak ibadah meminta ampunan,’’ kata Othman Omar Shihab, pada buka bersama dengan Kapolri di Jakarta, Ahad sore (26/5). Acara ini diselenggarakan oleh kantor hukum Ari Yusuf Amir SH dan rekan. Hadir dalam acara itu berbagai pihak dari para politisi hingga mantan menteri agama Said Agil Husin Al Munawar.
Meski begitu lanjut Omar Shihab, Muslim di Indonesia belum banyak mengerti dan menghayati arti dan nilai 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Mereka malah terlihat sibuk memadati pusat perbelanjaan dan pasar. Semua terlihat sibuk berbelanja untuk lebaran dan abai akan keanggunan datangnya ‘Lailatur Qadar’.
“Pengalaman saya, di Mesir, Makkah, dan Madinah misalnya 10 hari terakhir malah masjid penuh sedangkan pasar dan mall sepi. Eh di sini malah terbalik, makin dekat lebaran malah pasar yang ramai masjid malah makin sepi,’’ ujarnya lagi.
Padahal, lanjutnya, pada 10 malam Ramadhan sangat berharga. “Padahal pahala luar bisa pahala malam Lailatur Qadar itu. Dalam setahun hanya ada malam ini dalam bulan Ramadhan. Dan itu ada dalam 10 malam terakhir Ramadhan,’’ katanya.
Lalu siapa dan ciri-ciri orang mukmim yang mendapat 'Lailatul Qadar'? Omar Shihab mengatakan orang yang mendapat 'Lailatur Qadar' adalah mukmin yang selalu bersikap dermawan baik dalam situasi sempit maupun lapang.
‘’Selain itu yang mendapat Lailaul Qadar adalah mereka yang mampu mengendalikan emosi. Juga orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain yang mendhalimi dirinya. Sebab itu syarat untuk mendapat anugrah ‘Lailatul Qadar’ adalah dan tidak mudah. Yang mendapatkannya adaah mereka yang ikhlas hidupnya,’’ ujar Omar Shihab.
Acara buka bersama tersebut kemudian ditutup oleh doa yang dibawakan mantan menteri agama Said Agil Husin Al Munawar. Dalam doanya dia berharap agar umat Islam diberi ketenteramam menjalani ibadah Ramadhan. Negara juga didoakan agar tetap berada dalam kondisi aman dan tentram.