Jelang Mudik, Tren Pergerakan Pesawat Positif

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih

Ahad 26 May 2019 17:12 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) menyematkan pin kepada anggota TNI saat apel gelar pasukan Angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (26/5/2019). Foto: Antara/Sigid Kurniawan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) menyematkan pin kepada anggota TNI saat apel gelar pasukan Angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (26/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan pertumbuhan penumpang pesawat menjelang hingga masa mudik Lebaran Idul Fitri 1440 H sangat positif. Dia mengatakan dalam beberapa hari ke depan hingga puncak mudik yang diperkirakan pada 31 Mei 2019 akan ada peningkatan pergerakan pesawat.

"Yang semula itu 1.300 take off landing akan menjadi 1.470 take off landing perhari, harapan ada kenaikan satu hingga dua persen," kata Budi saat meninjau persiapan menjelang masa mudik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ahad (26/5).

Baca Juga

Sementara itu, dari jumlah penumpang pesawat menurut Budi juga akan mengalami peningkatan. Dia menuturkan pertambahan jumlah penumpang pesawat hingga masa mudik nanti dapat mencapai dua sampai tiga persen.

Untuk itu, Budi menegaskan dengan adanya potensi pertumbuhan penumpang dan frekuensi pesawat dibutuhkan perhatian lebih tinggi. "Saya mengharapkan dengan kenaikkan ini kita justru harus lebih take care lagi," tutur Budi.

Budi mengapresiasi PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) sebagai operator Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sudah melakukan persiapan dengan baik untuk menghadapi lonjakan penumpang pada musim mudik tahun ini. Sebab, kata Budi, AP II membuat airport operation control center (AOCC) sehingga dapat memantau semuanya dengan baik.

Di sisi lain, Budi mengakui meskipun terjadi peningkatan penumpang saat mudik Lebaran namun keterisian penumpang pesawat untuk arus sebaliknya berbanding terbalik. "Apa yang terjadi dari Jakarta ke luar itu relatif hampir 100 persen tetapi dari luar Jakarta ke Jakarta itu kurang dari bahkan 60 persen," kata Budi.

Kekurangan load factor  tersebut, kata Budi, diharapkan dapat menjadi potensi yang dapat digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata atau kegiatan lain menuju Jakarta. Budi menganjurkan, maskapai dapat memberikan tarif khusus sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan wisata terutama di Jakarta.

Terpopuler