Panduan Mudik untuk Pengidap Hipertensi dan Gagal Ginjal

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda

Ahad 26 May 2019 17:10 WIB

Menkes Nila Djuwita Moeloek di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (14/5). Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho Menkes Nila Djuwita Moeloek di Kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengimbau orang-orang yang menderita penyakit katastropik, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan gagal ginjal, rutin melakukan pengecekan medis. Ia juga mengingatkan agar pengidap hipertensi membawa obat sebelum hingga ketika mudik Idul Fitri 2019.

Menurut Nila, penumpang yang mengidap hipertensi sebenarnya masih bisa pulang ke kampung halamannya saat lebaran. Akan tetapi, mereka harus teratur minum obat.

"Asalkan jangan lupa minum obat," ujarnya saat ditemui Republika.co.id usai meninjau posko layanan kesehatan, di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Ahad (26/5).

Imbauannya bukan tanpa alasan. Nila menyebut sering kali orang yang menderita darah tinggi berhenti minum obat ketika merasa badannya sudah sehat. Padahal, ini mengakibatkan tiba-tiba tekanan darahnya naik.

"Jadi kepatuhan minum obat harus dijaga," ujarnya.

Nila juga berpesan pada penderita gagal ginjal agar melakukan cuci darah sebelum mudik. Selanjutnya, mereka bisa melanjutkan cuci darahnya jika di tempat yang dituju ada fasilitas kesehatan rujukan.

Di tempat yang sama, dokter layanan kesehatan di Terminal Kampung Rambutan, dr Nency Yanita meminta para calon penumpang yang sakit seperti hipertensi atau asma membawa obat yang biasa dikonsumsi. Jika calon penumpang merasa kurang sehat dan kondisinya memburuk, mereka bisa berobat ke posko pelayanan kesehatan yang ada di terminal, stasiun, atau bandara.

Nency menyerukan agar masyarakat tetap jaga kondisi dan tetap hati-hati. Menurutnya, kalau tidak kuat puasa atau sedang tidak fit, masyarakat sebaiknya tidak memaksakan diri.

Terpopuler