Dua Poin Penting Berpuasa

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah

Ahad 26 May 2019 06:02 WIB

Ilustrasi Buka Puasa Bersama Foto: AP / Rahmat Gul Ilustrasi Buka Puasa Bersama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis menyampaikan dua poin penting dalam berpuasa. "Dua poin penting dalam berpuasa ini bahwa Rasulullah Saw bersabda: 'Dua macam hal yang tak ada kebaikan melebihinya, yaitu iman kepada Allah SWT dan bermanfaat kepada hamba-Nya'," ujar Kiai Cholil dalam acara buka bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Infonesia bersama Presiden Jokowi belum lama ini.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini menjelaskan iman menjadi acuan awal kebaikan yang utama. Karena, menurut dia, iman dapat menentukan arah hidup manusia dan visi pengabdiannya di muka bumi sebagai bekal di akhirat kelak.

Baca Juga

"Tingkah laku seseorang akan dipengaruhi oleh imannya, yaitu pada saat sudah sampai pada tingkatan yang dapat merasakan melihat Allah Swt atau minimal merasa diawasi oleh Allah SWT," ucap kiai asal Madura ini.

Menurut Kiai Cholil, latihan iman itu dapat dirasakan saat Ramadhan, di mana seseorang yang benar-benar berpuasa atau hanya pura-pura saja sangat sulit dibedakan oleh manusia. Padahal, hal itu dapat dibedalan dengan jelas oleh Allah Swt.

"Latihan kejujuran itu ya di saat menjalankan ibadah puasa. Makanya kalau sudah lulus saat menjalankan ibadah puasa ia akan mendapat predikat taqwa dan kembali pada fitrahnya," kata Kiai Cholil.

Dia menuturkan, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat kepada orang banyak, sehingga hal itu juga menjadi poin penting dalam berpuasa. Menurut dia, di bulan puasa ini seorang pedagang dan pebisnis juga mempunyai kesempatan yang banyak untuk memberi manfaat kepada masyarakat.

"Bahwa bisnis itu selain karena mendapat untung dunia tapi juga untuk memenuhi kebutuhan orang yang bernilai ukhrawi, yaitu memindahkan barang-barang di tempat yang surplus ke tempat yang minus demi membantu orang lain," jelasnya.

Dia menambahkan, Rasulullah SAW juga telah menjelaskan sebaik-baiknya perbuatan yang dicintai oleh Allah adalah yang menyenangkan orang lain dan menyelesaikan masalah orang lain. "Hal ini banyak diselesaikan dan dilakukan oleh pebisnis. Jadi bisnis itu sebenarnya ibadah. Mendapat keuntungan dunia dan akhir manakala dengan niat yang baik dan benar," ujarnya.

Terpopuler