REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Masyarakat Bandung Raya memiliki beragam kegiatan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Dulu, anak-anak muda kerap memainkan meriam bambu (lodong) kala ngabuburit.
Permainan tradisional tersebut masih diminati oleh sekelompok remaja di Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Dengan memanfaatkan lahan cukup luas, mereka bermain lodong jelang berbuka puasa Ramadhan.
Permainan yang membutuhkan keberanian ini menjadi salah satu aktivitas ngabuburit yang disenangi remaja dan warga sekitar. Lodong dibuat dari bambu yang dilubangi bagian dalamnya kemudian di bagian luar ujung juga bambu dilubangi.
Lubang tersebut digunakan untuk menuangkan minyak dan memantik letupan. Tentunya, permainan ini harus diawasi oleh orang dewasa.
Kepala Desa Gudang Kahuripan, Agus Karyana, mengatakan permainan tradisional lodong sudah turun-temurun dimainkan oleh warga saat bulan puasa. Ia tak ingat kapan warga memulai tradisi tersebut.
"Saya sering diajak main lodong oleh orang tua sejak kecil, tidak hanya saat bulan puasa tapi hari-hari biasa," ujarnya, Jumat (24/5).
Menurutnya, kegiatan bermain lodong digemari kalangan dewasa dan anak-anak. Untuk bermain lodong, ia mengungkapkan diperlukan bambu yang diberi lubang kecil untuk menembakkan api. Setelah diisi karbit, lodong dinyalakan dan akan terdengar suara dentuman.
"Permainan dihentikan setengah jam sebelum azan maghrib," ujarnya.
Lodong diarahkan ke kebun agar dentuman tidak menganggu warga. Ia mengatakan, permaian tersebut ada untuk menyemarakkan bulan puasa serta melatih fisik dan mental supaya kuat dan berani. Agus berharap permainan tradisional ini bisa dilestarikan.