REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Puluhan pedagang kurma musiman di jalan protokol Cianjur, Jawa Barat, mengalami penurunan omzet selama Ramadhan. Penurunan omzet ini terjadi akibat naiknya harga kurma sekitar 10 persen.
"Bulan Ramadhan ini tingkat penjualan kurma menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Satu hari paling banyak lima kilogram yang terjual karena harga yang cukup mahal," kata Yani Suryani seorang pedagang kurma di Jalan HOS Cokroaminoto pada wartawan, Rabu (22/5).
Dia menjelaskan menurunnya omzet penjualan kurma selama Ramadhan disebabkan beberapa faktor. Di antaranya kenaikan harga kurma dan banyaknya pedagang yang menjual jajanan modern.
"Kurma impor yang dibeli dari Bandung saat ini harganya mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram. Harga tersebut naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp 50 ribu per kilogram," katanya.
Yani mengungkapkan harga jual kurma tersebut mengalami kenaikan disebabkan harga dari distributor mengalami kenaikan sebesar 10 persen atau sekitar Rp 25 ribu. "Kalau dari distributor kurma tersebut dijual Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per kardus dengan berat 10 kilogram. Selama ini kurma paling mahal Rp 280 per kardus," katanya.
Ia menjelaskan sepanjang Ramadhan pedagang kurma di jalan protokol itu dalam satu hari mampu mendapatkankan keuntungan Rp 250 ribu. Angka itu disebutnya menurun 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Beberapa orang warga mengatakan meskipun harga kurma yang dijajakan di sepanjang jalan utama Cianjur itu lebih mahal dibandingkan dari toko, namun niat untuk membeli warga tetap tinggi.
"Mungkin karena tradisi dari kecil hingga sekarang sudah punya cucu berbuka puasa harus dengan kurma yang dibeli di jalan protokol Cianjur atau lebih dikenal warga Jalan Raya. Meskipun mahal sedikit tetap saja harus dibeli," kata Sofian warga Kelurahan Sayang.