REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin luasnya akses umat terhadap Alquran, diharapkan membuat pemahaman akan makna yang terkandung di dalamnya semakin tepat, sekaligus kontekstual. “Harapannya, pemaknaan Alquran yang tepat dapat mendorong kita melakukan praktik beragama yang toleran dan rahmat,” kata Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas, Saleh Husin setelah mewakafkan ratusan mushaf Alquran dan Juz Amma serta ribuan buku tulis bagi anak yatim piatu yang berkumpul dalam buka puasa bersama di kantor Transmedia.
Menurutnya, kegiatan ini dilatarbelakangi langkah Yayasan Muslim Sinar Mas menjadikan sekitar 300 sarana peribadatan Islam baik masjid maupun mushala di lingkup Sinar Mas sebagai wahana penyebarluasan nilai keislaman yang terbuka, damai, dan peduli sesama. “Kami coba memperluas jangkauannya sebagai kegiatan sosial dan silaturahim, terlebih pada bulan Ramadhan yang berisikan keutamaan membaca dan mengkhatamkan Alquran,” ujar Saleh dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (22/5).
Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas, Saleh Susin menyerahkan bantuan mushaf Alquran kepada anak yatim piatu. (Foto: Dokumentasi)
Pertimbangan mewakafkan mushaf dilakukan karena versi cetak tetap menjadi pilihan utama umat muslim. “Teknologi digital memang semakin maju dan menjadi alternatif yang baik guna mendalami nilai-nilai keislaman. Namun kebutuhan masyarakat akan mushaf tercetak belum tergantikan.”
Sejak tahun 2008, dengan dukungan Asia Pulp & Paper Sinar Mas telah terdonasikan 800 ribu mushaf Alquran, 150 ribu buku panduan membaca Alquran atau Juz Amma, juga 300 set Alquran Braille bagi tuna netra, baik melalui mitra, maupun pilar bisnis Sinar Mas yang tersebar di berbagai wilayah. Tahun ini, Sinar Mas berencana mewakafkan hingga 150.000 mushaf, berikut 25.000 Juz Amma.
Seluruh kertas Alquran yang diwakafkan dicetak menggunakan kertas premium Sinar Tech atau lebih dikenal sebagai Quran Paper (QPP) yang dikembangkan oleh Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang bagi pencetakan kitab suci dan buku agama. Quran Paper yang memenuhi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia karena bahan baku dan proses produksinya memenuhi kaidah kehalalan ini, hingga 90 persen produksinya di ekspor ke berbagai negara Asia dan Afrika.