Kendalikan Konsumsi dan Perbanyak Sedekah saat Ramadhan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hasanul Rizqa

Rabu 22 May 2019 13:11 WIB

Ilustrasi Sedekah Foto: Republika/Tahta Aidilla Ilustrasi Sedekah

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pimpinan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badaruddin mengajak segenap umat Islam memaknai Ramadhan sebagai bulan renungan. Inilah momentum bermuhasabah diri, meningkatkan ibadah, dan bersyukur atas karunia yang dilimpahkan Allah SWT.

"Bersyukur atas rezeki dengan mencintai dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan, fakir, miskin, dan asnaf yang berhak," kata TGH Turmudzi dalam silaturahmi bertajuk "Pesan Ramadhan dan Idul Fitri: Kendalikan Konsumsi dan Perbanyak Shadaqah" oleh TPID NTB, Selasa (21/5).

Baca Juga

Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan meningkatnya kebutuhan saat bulan suci Ramadhan menjadi siklus rutin yang terjadi setiap tahunnya. Hal tersebut cenderung diiringi dengan kenaikan harga.

"Sehingga pengendalian konsumsi tidak berlebihan itu penting dilakukan dalam pengendalian inflasi daerah," kata Achris.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hakim, Kediri, Kabupaten Lombok Barat, TGH Muharrar Mahfudz mengatakan tuntunan Islam sangat universal, termasuk mengatur tentang tata cara berkehidupan.

"Saat orang bersikap ekonomis, maka dia telah memenuhi setengah dari kehidupannya. Oleh karenanya, Rasulullah sangat jauh kehidupannya dari kesan glamor. Bukan anti dunia, namun membelanjakan harta di bawah kemampuan riil yang dimiliki," ucap TGH Muharrar.

TGH Muharrar mengatakan hidup yang  ekonomis memperhitungkan berbagai kebutuhan mendasar. Islam, kata dia, mengajarkan tidak hanya kebutuhan keluarga saja, melainkan juga tetangga.

"Tradisi khas di Provinsi NTB sebaiknya memperhatikan unsur shadaqah kepada masyarakat yang kurang mampu," kata TGH. Muharrar menambahkan.