REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beribadah puasa selama satu bulan penuh Ramadhan pada hakekatnya untuk meraih derajat ketakwaan di sisi Allah SWT. Hal itu disampaikan Ustadz Mukti Bisri dalam kuliah tujuh menit (kultum) shalat zuhur berjamaah di Musala at-Tarbiyah, Kantor Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Jakarta, hari ini.
Dia mengutip nasihat salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yakni Ali bin Abi Thalib. Sahabat berjulukan karramallahu wajhah itu mengungkapkan empat sifat manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
“Puasa harus berbekas pada perubahan mentalitas ke arah yang lebih baik. Mengutip ungkapan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, bahwa orang yang bertakwa mempunyai empat sifat utama,” kata dia, Selasa (21/5).
Ciri pertama, Al-Khaufu minal-Jalil, yakni manusia yang merasa takut kepada Allah swt yang mempunyai sifat Maha Agung. Kedua, Al-‘Amalu bi At-Tanzil, manusia yang beramal dengan apa yang diwahyukan oleh Allah swt.
Ciri ketiga, lanjut Mukti, Ar-Ridha bil-Qalil, merasa cukup dan ridha dengan pemberian Allah swt, meskipun hanya sedikit. “Orang yang berpuasa harus bersyukur atas nikmat pemberian Allah, walaupun hanya sedikit,” kata Ustadz Mukti.
Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, menguraikan syukur sebagai kunci keberkahan karunia Allah. Nilai berkah diumpamakan sebagai satu tangkai yang mampu mengeluarkan banyak biji dan buah. Dari satu tangkai mampu mengenyangkan ruang perut manusia yang banyak.
Kemudian ia lanjutkan dengan ciri manusia bertakwa yang keempat, Al-Isti`dadu li Yaumir-Rahil, yaitu sentiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah.
Di hadapan jamaah Dzuhur, Mukti mengatakan jika empat ciri orang bertakwa itu ada pada seseorang, maka dia telah mampu mencapai derajat muqarrabin (dekat dengan Allah).
Lebih lanjut, ia mengutip Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, Ustadz Mukti menjelaskan bahwa orang yang berpuasa mempunyai tiga tingkatan, yaitu: puasa orang awam, puasanya orang yang khusus (khawash), dan puasanya orang yang khawasul khawash.
“Muqarrabin (tidak mementingkan duniawi) adalah derajat tertinggi, orang yang berpuasa sebagaimana melengkapi dirinya dengan empat sifat di atas,” ujar dia.
Kultum bakda zuhur ini merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan yang diselenggarakan Pengurus Ta'mir Mushalla At-Tarbiyah Ditjen Pendidikan Islam. Kegiatan lainnya adalah peringatan nuzulul quran, sima'an al-Quran dan santunan sosial.