UMP-MDMC Banyumas Gelar Pesantren 'Vertical Rescue'

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Hasanul Rizqa

Senin 20 May 2019 15:35 WIB

(ilustrasi) Anggota Vertical Rescue Indonesia melakukan simulasi evakuasi korban bencana saat pelatihan evakuasi bencana di Curug Batu Templek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/4/2019). Foto: Antara/Raisan Al Farisi (ilustrasi) Anggota Vertical Rescue Indonesia melakukan simulasi evakuasi korban bencana saat pelatihan evakuasi bencana di Curug Batu Templek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Muhammadiyah Disaster Manajament Centre (MDMC) Banyumas bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar pelatihan untuk evakuasi bencana. Acara ini yang dihelat di halaman gedung R Fakultas Teknik dan Sains UMP ini dikemas dengan judul Pesantren Vertical Rescue.

Ketua penyelenggara acara ini, Maghfiroh Fitri Nur Aini menyebutkan, kegiatan ini bukanlah pesantren biasa. Dinamakan pesantren karena dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Akan tetapi, acara ini juga jadi kesempatan para santri mempelajari banyak hal dari segi evakuasi bencana.

Baca Juga

'Belajar mengenai teknik-teknik penyelamatan,'' jelas mahasiswi Fakultas Agama Islam UMP ini, Senin (20/5).

Dengan demikian, kata Fitri, para santri yang berasal dari kalangan penyelamat MDMC Banyumas dapat meningkatkan pemahaman tentang tindakan pertolongan kedaruratan.

Selain belajar mengenai teknik-teknik memberi pertolongan, Fitri juga menyebutkan, selama kegiatan pesantren juga diajarkan cara pemulasaran jenazah. Materi ini diberikan karena dalam kejadian bencana, kerap kali terjadi upaya untuk menangani jenazah, termasuk kondisi jenazah yang sudah tidak utuh.

Ketua MDMC Banyumas Sismanan menambahkan, MDMC Banyumas telah menggagas Sekolah Relawan yang sudah berlangsung kurang lebih dua tahun. Menurutnya, seluruh relawan ini antara lain untuk memberikan spesifikasi relawan dalam bidang vertical rescue.

"Pesantren VR ini adalah bagian awal dari spesifikasi relawan penanggulangan bencana terutama bagi relawan bidang operasi SAR. Kami berharap model seperti ini dikembangkan dengan latihan lain seperti latihan WASH, Shelter, logistik, dapur umum dan lain lain. Ke depan kami ingin semua relawan mempunyai bidang tugas yang spesifik sesuai kebutuhan tanggap darurat," papar dia.