Bau Sampah tak Kurangi Keceriaan Buka Bersama LPAI

Rep: Febryan A/ Red: Nashih Nashrullah

Senin 20 May 2019 08:48 WIB

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi sedang memotivasi siswa SD Dinamika Indonesia di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Ahad (19/5). Kebanyakan siswa disana adakah anak dari pemulung yang bekerja di TPST Bantargebang. Foto: Republika/Febryan.A Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi sedang memotivasi siswa SD Dinamika Indonesia di Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Ahad (19/5). Kebanyakan siswa disana adakah anak dari pemulung yang bekerja di TPST Bantargebang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengadakan acara buka puasa bersama dengan anak-anak pemulung di pembuangan sampah Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Ahad (19/5). Sekitar 500 anak hadir dalam acara itu.

Acara bertajuk Gembira Buka Bersama Bareng Anak (GAPURA) kali ini diadakan di SD Dinamika Indonesia yang hanya berjarak 50 meter dengan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST). Alhasil, sepanjang jalannya acara, bau menyengat sampah ikut menebar di tengah keceriaan anak-anak.

Baca Juga

"Ini merupakan program periodik setiap tahun dari LPAI untuk memberikan keceriaan dan dukuangan bagi anak-anak yang memang butuh perlindungan khusus," kata Ketua LPAI Seto Mulyadi kepada awak media, seusai acara. 

Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto ini mengatakan, SD Medika Indonesia dipilih karena memang anak-anak yang berada di lingkungan TPST Bantargebang hidup dalam suasana yang kurang menguntungkan. "Ya kebetulan saya dulu pernah jadi pemulung juga, ini jadi sebuah nostalgia jugalah," ungkap Kak Seto.

Kak Seto berharap, dengan acara buka bersama ini, anak-anak yang terpinggirkan bisa merasa diperhatikan juga. Mereka tak pernah ditinggalkan. "Karena anak-anak itu juga punya hak untuk berkembang dan harus kita motivasi terus ," kata dia.

Dalam acara itu, sebelum masuk waktu berbuka, anak-anak banyak dihibur terlebih dahulu oleh berbagai pertunjukan. Selain itu Kak Seto juga memberikan motivasi kepada anak-anak untuk terus merawat cita-cita mereka. Tampak anak-anak itu begitu ceria.

Terkait perlindungan anak, Kak Seto menginginkan Kota Bekasi pada setiap Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) untuk memiliki satgas perlindungan anak. 

Sehingga, kata dia, jika ada pelanggaran hak anak, maka bisa ditangani langsung secara bersama-sama. "Jadi melindungi anak itu perlu orang sekampung, perlu kita bersama-sama," tutur dia.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, yang ikut hadir dalam acara itu, mengatakan acara tersebut merupakan wujud dari kepedulian LPAI dan pemerintah pusat terhadap anak-anak di Kota Bekasi, khususnya di Kawasan Bantargebang. Acara ini, sambung Tri, juga menjadi wadah memupuk semangat anak.

"Iya itu, meski dekat tempat pembuangan sampah, tapi mereka (anak-anak) tampak begitu bersemangat," ungkap Tri kepada awak media.

SD Dinamika Indonesia sendiri merupakan sekolah formal yang diperuntukkan bagi warga sekitar TPST Bantargebang. Terutama anak-anak pemulung. Sekolah ini pun tak memungut biaya dari orang tua siswa. 

 

 

Terpopuler