Kesibukan Personel Snada Selama Ramadhan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda

Jumat 17 May 2019 19:11 WIB

Kelompok Nasyid Snada Foto: dok.Istimewa Kelompok Nasyid Snada

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup nasyid Snada memiliki harapan di bulan Ramadhan 1440 H. Mereka ingin ibadah puasa selama 30 hari ini diterima oleh Allah SWT dan puasa kali ini bukanlah puasa yang terakhir.

“Kami ingin juga bertemu dengan bulan Ramadhan yang berikutnya karena kegiatan Ramadhan itu menyenangkan. Ada saja sesuatu yang baru,” ujar personel Snada Teddy Tardiana saat ditemui di acara peluncuran konferensi pers grand launching Sehati Umroh dan launching single religi nasyid Snada di Sarinah, Jakarta, Rabu(14/5).

Personel Snada lainnya, Ikhsan Nur Ramadhan, menceritakan kegiatan-kegiatan yang dijalani selama bulan Ramadhan. Ikhsan bersyukur bisa menjalani shalat tarawih dari malam pertama puasa hingga hari ke-10 di bulan Ramadhan.

Berbeda dengan puasa tahun lalu, menurut Ikhsan, shalat tarawih yang dikerjakan sempat terputus karena Snada disibukkan dengan jadwal pentas.

“Sekarang alhamdulillah diberi kesempatan sama Allah bisa tetap ikut tarawih sekeluarga. Ajak dua anak saya dan istri setiap hari,” kata Ikhsan.

Teddy menimpali ia memiliki jadwal kegiatan yang lumayan pada pada puasa tahun ini, terutama di bidang entertainment untuk musik dan konten religi. Ia menjadi juri untuk Qasidah Fest di salah satu stasiun televisi kemudian berlanjut menjadi vocal coach di salah satu acara televisi swasta bersama Sabyan.

Kesibukan yang dijalani setiap hari, menurut Teddy, dinilai sebagai berkah. Sebab, ia ingin meramaikan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang berkaitan dengan budaya Islami.

“Saya sangat bersemangat karena di situlah momennya kita harus menyebarkan kebaikan apapun yang kita bisa. Insya Allah itu akan menjadi kebaikan juga buat diri kita, juga masyarakat. Insya Allah itu bekal kita juga di akhirat,” ujar Teddy menjelaskan.

Berbeda lagi dengan Iqbal Taqiudin yang juga bekerja sebagai seorang karyawan. Dengan kegiatan yang semakin padat di bulan Ramadhan, Iqbal menuturkan, ia harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan karier musik.

Kesibukan ini diakuinya menjadi sebuah berkah. Karier musiknya bisa menjadi sarana syiar untuk banyak orang.

“Itu menjadi suatu nilai lebih. Bisa berdakwah, bisa memberikan nilai-nilai kebaikan di bulan Ramadhan,” katanya.