REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mengalami penurunan pendapatan sejak harga tiket penerbangan lokal mengalami kenaikan sejak akhir 2018 lalu. Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana mengatakan terhitung sejak Januari sampai April ini, pendapatan BIM menurun sampai 25 persen dari target RKA yang dicanangkan oleh koperasi.
''Jadi memang betul, bahwa sampai dengan April 2019 BIM mengalami penurunan dari sisi pendapatan sebesar lebih kurang 25 persen,'' kata Dwi, Kamis (16/5).
Dwi menjelaskan angka penurunan tersebut diambil dari target sisi aeronautika yang diakibatkan menurunya jumlah penerbangan dan jumlah penumpang mencapai 20 persen.
Tahun lalu sebelum harga tiket pesawat naik drastis kata Dwi rata-rata pergerakan penumpang BIM adalah 11 ribu orang. Dengan total pergerakan pesawat sebanyak 84 perhari. Sampai dengan April lalu, peegerakan penumpang hanya 7 ribu sampai 8 ribu perhari.
''Penurunan angka pergerakan tersebut jelas sangat besar pengaruhnya terhadap pendapatan BIM secara umum,'' ujar Dwi.
Dwi berharap pada musim mudik lebaran 1440 H ini pendapatan BIM kembali meningkat sehinga bisa membantu pencapaian pendapatan BIM. Karena di musim mudik kata dia jumlah penumpang dan penerbangan akan meningkat.
''Harapan kita tentunya pada mudik lebaran ini jumlah penerbangan akan kembali normal sebagaimana tahun lalu sehingga dapat membantu pencapaian pendapatan BIM,'' kata Dwi menambahkan.
Tapi hingga dua pekan awal Ramadhan ini pergerakan penumpang di BIM kata Dwi justru semakin menurun karena merupakan masa low seasin. Penumpang di BIM rata-rata perhari hanya 4 ribu orang.
Untungnya menurut Dwi mereka sedikit terbantu dengan penerbangan rute internasional. Karena di BIM ada tiga penerbangan regular load factor dan beberapa penerbangan untuk umroh.