REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Durian tak hanya dapat dinikmati dengan memakannya langsung tetapi juga tak kalah nikmat diolah menjadi es. Inilah yang ditawarkan penjual durian yang berada di di Jalan Terusan BCA, Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.
"Selain menjual buah kita membuat es dan jus durian. Jus juga banyak yang mencari kalau bulan puasa," kata Joni, seorang pedagang durian di warung Aka Durian.
Jus dan es campur durian di warung itu diracik dengan tampilan menggugah selera. Buah durian yang matang dicampur dengan cendol, agar-agar, keju, krimer, susu, dan ditimpa es batu.
Kelezatan es tersebut membuat pecinta durian tak bisa kuasa menolak. Sementara untuk jus, disediakan pula campuran buah lainnya seperti alpukat, melon, buah naga, dan semangka.
Harga es pun bervariasi. Es jus dijual mulai dari Rp 10 ribu untuk segelas jus biasa, Rp 15 ribu untuk segelas jus durian campur, dan Rp 17 ribu untuk semangkuk es campur durian lengkap.
Menurut pembuat jus dan es campur durian bernama Reza, pada bulan Ramadhan pembelinya semakin meningkat. Jika pada bulan biasa ia hanya bisa menjual maksimal 40 porsi, saat ini bisa sampai 70 porsi.
"Kalau puasa banyak yang nyari untuk buka di rumah. Kami buka dari pukul 15.30 WIB sampai 21.00 WIB," kata dia.
Heni merupakan salah satu yang tak bisa menahan godaan aroma durian itu. Hampir setiap ada kesempatan, ia selalu mampir ke warung Aka Durian untuk membeli takjil spesialnya. Menurut dia, Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Karena itu, menu takjil untuk berbuka puasa haruslah istimewa juga. Durian adalah salah satu makanan yang istimewa baginya.
Untuk menu berbuka, perempuan itu biasanya akan mengombinasikan durian dengan makanan lainnya. "Misalkan kombinasi dengan cendol, kolak, dan kelapa muda. Jadi buat takjil lebih enak," kata dia.
Heni paling suka dengan durian yang dicampur dengan es cendol untuk menu berbuka puasa. Menurut dia, ketika aroma durian itu bercampur dengan gula aren rasanya akan sangat nikmat.
Untungnya, tak ada anggota keluarganya yang alergi dengan durian. Dengan begitu ia tak perlu risih untuk menyajikan menu berbuka yang beraroma durian.
"Saya sih suka durian dari orok. Kalau saya orok bisa nyobain durian pasti sudah makan. Bagi saya, orang yang nggak suka durian adalah orang yang merugi," ujarnya sambil tertawa.
Salah seorang penikmat durian lainnya, Zenzen Supriyadi, lebih senang menikmati buah beraroma menyengat itu setelah pulang salat tarawih. Menurut dia, menyantap durian di bulan puasa memang lebih nikmat dibanding hari-hari biasa.
"Makan durian bulan puasa itu nikmat banget. Makannya lebih enak setelah terawih," kata dia. Zenzen mengaku lebih suka menikmati durian lokal seperti durian matahari. Menurutnya aroma durian lokal lebih terasa, apalagi saat bulan puasa.