REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang di Jakarta Timur memastikan keamanan kawasan tersebut bagi pemudik dengan menempatkan personel pengamanan gabungan dalam jumlah yang memadai. "Kita memang fokus ke peningkatan keamanan dan pelayanan kepada masyarakat. Aparat yang akan berjaga sekitar 35 orang, gabungan dari Polri, Dinsos, Kemenkes," ujar staf operasional Terminal Terpadu Pulogebang, Arief Rahmanda di Jakarta Timur, Kamis (16/5).
Untuk tingkat kriminalitas berdasarkan data tahun lalu, Arief memperkirakan tidak akan terjadi peningkatan tindak kejahatan meski kondisi terminal akan ramai pemudik, meski potensinya masih ada. Berkaca dari tahun sebelumnya, tingkat kriminalitas sangat minim. Tidak seperti yang dibayangkan di terminal-terminal pada umumnya.
"Potensi ada tapi kami sudah mengambil langkah antisipasi dengan bekerja sama dengan TNI dan Polri," ujarnya.
Calon penumpang menunggu keberangkatan bus di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
Menurut data yang dimiliki Terminal Pulogebang, puncak lonjakan penumpang akan terjadi H-5 dan H-4 hari raya Idul Fitri, dengan ekpektasi melebihi 11 ribu orang. "Tahun lalu puncak penumpang itu 11 ribu, hampir 12 ribu. Tahun ini kami perkirakan akan ada kenaikan delapan sampai 12 persen," ujar Arief.
Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, Terminal Pulogebang sudah menyiapkan berbagai posko hasil kerja sama dengan dinas dan kementerian terkait untuk memastikan seminimal mungkin gangguan terhadap pemudik. "Kami sudah rapat koordinasi dengan berbagai badan dan kementerian seperti BNN, Dinas Lingkungan Hidup, TNI dan Polri, Kementerian Perhubungan," ujarnya.