Isya Batik, Memberdayakan Penghafal Alquran

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Dwi Murdaningsih

Kamis 16 May 2019 17:05 WIB

 Iksan Malik, founder Isya Batik. Foto: ist Iksan Malik, founder Isya Batik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap jalan dan langkah pasti ada tantangan dan rintangan. Namun, bila mampu melewatinya, maka kebahagiaan yang akan dicapai.

Nasihat dan petuah ini, sudah menjadi keseharian banyak orang. Tidak hanya bagi yang Muslim, tetapi juga banyak dari kalangan non-Muslim.

Baca Juga

Tengoklah Soichiro Honda, penemu sepeda motor Honda. Dalam berbagai usahanya mencapai kesuksesan, seringkali ia menemui kegagalan.

“Keberhasilan saya saat ini karena melewati 99 kegagalan,” ujarnya dalam biografinya.

Pengalaman tokoh, petuah dan nasihat orang sukses, dan keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW), menjadi inspirasi seorang Iksan Malik, anak muda kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan ini. Iksan Malik mencoba memberi manfaat untuk orang lain melalui jalan dakwah dan usaha yang sedang digelutinya.

"Khairunnas 'anfauhum Linnas (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya)." Demikian hadis Rasulullah SAW.

“Hadis inilah yang mambuat saya terus mengembangkan berbagai program dakwah salah satunya Tahfidz Online (TO),” ujar Ustaz Iksan.

Sejak 2016, pria kelahiran 30 Maret ini mendirikan Tahfidz Online. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat yang ingin belajar dan menghafal Alquran. Dalam perkembangannya, TO sudah melayani lebih dari 5.000 santri (putra dan putri) yang menghafal Alquran. Uniknya, yang ikut bergabung dalam Tahfidz Online tersebut, tidak hanya remaja berusia minimal 17 tahun, tetapi juga orang tua.

“Mereka bukan dewasa lagi, tapi tua. Karena di antara mereka ada yang berusia lebih dari 70 tahun,” ujar Ustaz Iksan.

Ia menambahkan, pesertanya tersebar dari Aceh, Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Tak hanya dalam negeri, tetapi Tahfidz Online juga pernah menerima santri dari luar negeri, Malaysia, Brunei, Singapura, Hong Kong, Jepang, Korea, Inggris, Belanda, dan lainnya.

“Alhamdulillah, walau pun menghafal dengan cara online melalui aplikasi WhatsApp dan ‘Kang Ato’, Tahfidz Online berhasil meluluskan santrinya menjadi seorang hafidz,” lanjut Iksan.

Setelah lebih dari empat tahun berjalan, kini Ustaz Iksan Malik mencoba mengembangkan lading dakwahnya di bidang entrepreneur. Ia memberanikan diri membuat brand bisnis yang dinamai "Isya" (Islami and Syar'i). “Semoga terus bisa memberi manfaat bagi banyak orang,” ujarnya.

Ustaz Iksan menjelaskan mimpi besarnya, yakni ‘Memberdayakan Para Penghafal Quran dan Orang yang Membutuhkan.’ “Alhamdulillah, usaha yang baru dirintis ini perlahan hadir sebagai upaya menolong mereka,” terangnya.

Di bidang fashion muslim ini, Ustaz Iksan Malik berupaya mengangkat tema semi-koko muslim dengan sentuhan corak batik, yang kemudian berinovasi dengan sentuhan serban. “Insya Allah, nanti juga akan di-launching ‘Isya Busana’ yang bertemakan Palestina,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, “Saya ingin bermanfaat sebanyak-banyaknya. Saya ingin bisnis ini bisa memberdayakan Para Penghafal Quran. Mulai dari penjahitnya, talent-nya dan yang terlibat di dalamnya,” kata dia.

“Saya punya mimpi bahwa Penghafal Quran itu kudu bersaing dengan yang lainnya. Salah satunya bisa menjadi pelaku bisnis sekaligus berdakwah,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, dirinya juga ingin mengangkat budaya Indonesia melalui fashion yang ditawarkan dengan corak batik. “Baju koko dikombinasikan dengan batik khas Indonesia, dan serban yang menjadi ciri khas dari Isya.”

Iksan mengakui, bila dirinya ada program dakwah di beberapa Negara, maka ia akan memakai hasil karya Isya dan mengenalkan ke warga luar ciri khas Indonesia dengan batiknya. “Saya berharap, Isya bisa terus bermanfaat untuk banyak orang dan bisa bersaing dengan brand-brand ternama lainnya,” ujar Ustaz Iksan.

Terpopuler