Semarak Ramadhan, Bazar Sembako Murah Digelar Kemendag

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hasanul Rizqa

Kamis 16 May 2019 15:36 WIB

Warga tengah mengantri membeli sembako di acara bazar sembako murah Ramadhan di halaman kantor Pusat Pengembangan Sumberdaya Kemetrologian, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (16/5). Foto: Republika/M Fauzi Ridwan Warga tengah mengantri membeli sembako di acara bazar sembako murah Ramadhan di halaman kantor Pusat Pengembangan Sumberdaya Kemetrologian, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PARONGPONG -- Bazar sembako murah Ramadhan digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag) di halaman Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian, Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, perbatasan wilayah Kota Cimahi, Kamis (16/5).

Di bazar itu, berbagai bahan kebutuhan pokok dijual dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan begitu, harapannya masyarakat dapat terbantu.

Baca Juga

Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah perusahaan sembako. Ada belasan stan penjual di sana, sementara puluhan warga terlihat antusias mengantre untuk mendapatkan sembako.

Salah seorang warga Cihanjuang, Iyan Rohaeni, mengapresiasi bazar murah Ramadhan ini. Menurut dia, adanya pasar murah ini membantu masyarakat yang hendak membeli sembako dengan harga terjangkau. "Saya beli telur satu kilogram sama agar-agar. Bedanya Rp 3.000 untuk telur dibandingkan dipasaran," ujarnya saat ditemui di lokasi, Kamis (16/5).

Awal Ramadhan ini, ungkap dia, berbagai harga kebutuhan pokok, semisal telur, bawang putih dan bawang merah, terasa mengalami kenaikan.

Sekretaris Jenderal (Sekjend) Kemendag, Karyanto Supih mengatakan bazar sembako murah Ramadhan dilaksanakan beberapa tempat seperti di Jakarta, Sawangan Depok dan di Parongpong, Bandung Barat selama dua hari. Menurutnya, harga barang-barang yang dijual dibawah pasaran.

"Telur disini Rp 21 ribu sedangkan dipasaran Rp 24 ribu. Tujuannya membantu masyarakat dan supaya pedagang tidak aji mumpung cari untung," ujarnya.

Dirinya berharap pemerintah daerah bisa melaksanakan hal serupa. Menurutnya, saat ini stok sembako relatif terjaga dan sesuai permintaan. Sehingga tidak ada alasan pedagang untuk menaikkan harga. Adapun harga naik disebabkan stok kurang atau adanya penimbunan.

"Kemarin (bawang putih naik), stok kurang karena 90 persen impor," katanya. Pihaknya juga menggandeng pemerintah daerah agar menindak pedagang yang nakal atau melakukan penimbanan bahan pokok.

Terpopuler