ICMI dan KAHMI Bogor Gelar Buka Puasa Bersama

Red: Irwan Kelana

Kamis 16 May 2019 13:35 WIB

Ketua ICMI Orwil Bogor yang juga Rektor IPB, Arif Satria; penceramah, Adian Husaini; dan tuan rumah, Rokhmin Dahuri (dari kiri ke kanan). Foto: Dok Rokhmin Dahuri Ketua ICMI Orwil Bogor yang juga Rektor IPB, Arif Satria; penceramah, Adian Husaini; dan tuan rumah, Rokhmin Dahuri (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bogor menggelar acara buka puasa bersama (bukber). Bukber tersebut diadakan di kediaman pakar kelautan dan perikan, dan Guru Besar IPB, Prof Dr Rokhmin Dahuri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5).

“Buka puasa bersama ICMI dan KAHMI Bogor merupakan kegiatan rutin setiap bulan Ramadhan.  Rangkaian perdana kegiatan bukber Ramadhan 1440 H diadakan di rumah salah seorang senior di ICMI dan KAHMI, Prof Rokhmin Dahuri. Acara utama adalah buka puasa bersama, ceramah oleh Dr Adian Husaini, diakhiri dengan shalat Tarawih berjamaah,” kata Ketua ICMI Orwil Bogor, Arif Satria.

Acara tersebut dihadiri sejumlah senior KAHMI Bogor, anggota HMI Bogor, mahasiswa, serta pengurus dan anggota  ICMI Orwil Bogor. “Saya bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada semua sahabat KAHMI dan ICMI Bogor yang berkenan datang di acara ini.  Alhamdulillah, di tengah kesibukan masing-masing, kita  masih bisa melakukan sunnah agama kita, yakni  bersilaturahim. Sebagai Muslim kita haqqul yaqin, bahwa silaturahim membawa rezeki, umur panjang dan kesehatan,” kata Rokhmin.

“Semoga bukber ICMI-KAHMI Bogor  jadi perekat persaudaraan sesama Muslim. Dan muslim yang baik adalah Muslim yang  rahmatan lil’alamin (menjadi rahmat bagi seluruh alam). Hampir 100 persen dakwah Rasulullah dengan hikmah,  contoh perbuatan dan otak  (kecerdasan),” Rokhmin menambahkan.

Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Gotong Royong itu mengingatkan, zaman sekarang adalah  zaman istdraj. Banyak orang yang jauh dari Allah tapi hidupnya mencorong, baik  karirnya, hartanya, maupun popularitasnya.

“Kita harus hati-hati dengan istidraj. Jangan sampai turun iman kita, karena melihat orang yang jauh dari Allah, karir dunianya lebih moncer dari kita,” ujarnya.

Ia juga mengemukakan, Muslim yang baik itu selalu berusaha memberikan yang terbaik atau biasa disebut ihsan. “Sebagai Muslim yang baik, kita harus bekerja maksimalis, jangan bekerja minimalis,” tegasnya.

photo
Prof Dr Rokhmin Dahuri memberikan kata sambutan sebagai tuan rumah buka puasa bersama KAHMI dan ICMI Orwil Bogor.

Seusai buka puasa bersama, acara diisi dengan tausiyah oleh Dr Adian Husaini. Ia alumni IPB (S1), Universitas Jayabaya (S2) dan ISTAC Malaysia (S3). Mantan wartawan Republika itu juga dikenal luas sebagai penulis yang produktif. Selain berkhidmat di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, ia juga mengelola lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengupas secara singkat tapi padat rahasia kesuksesan Rasulullah dan generasi Islam terdahulu dalam memimpin dunia selama berabad-abad.

Kunci utamanya, menurut Adian, adalah takwa. “Bangsa Arab zaman dahulu dikenal sebagai bangsa yang bodoh atau jahiliyah. Tetapi setelah menjadi Muslim dan menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa, mereka menjadi bangsa yang maju dan hebat. Karena itu, semangat yang paling penting dari Ramadhan adalah mewujudkan peradaban takwa,” ujarnya.

Hal kedua yang perlu diutamakan adalah  keteladanan. “Rasulullah SAW adalah teladan dalam segala hal, baik fisiknya maupun tingkah lakunya,” tuturnya.

photo
Suasana acara buka puasa bersama yang digelar oleh KAHMI dan ICMI Orwil Bogor.

Hal ketiga yang juga jadi sorotan Adian adalah adab atau akhlak. “Zaman sekarang ini, kita kehilangan adab atau akhlak. Termasuk di dunia pendidikan. Problem pendidikan saat ini adalah hilangnya adab. Baik adab kepada Nabi Muhammad SAW, ulama, agama, guru, orang tua dan sesama Muslim.  Maka, pendidikan adab ini harus kita angkat kembali dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.

Ia menyebutkan, ada tiga kata kunci pendidikan adab/karakter, yakni keteladanan, pembiasaan, dan penegakan disiplin/hukum.

Hal keempat yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan kebanggaan sebagai Muslim. “Kita harus mempunyai pride atau kebanggaan sebagai Muslim. Jangan gentar menghadapi umat manapun dan bangsa manapun. Para tokoh Islam di masa lalu mempunyai pride dan keberanian yang luar biasa menghadapi apa pun. Shalahuddin Al-Ayyubi, saat menghadapi pasukan Romawi yang sangat terkenal kehebatannya pada masa itu mengatakan ‘Bagi kami, pasukan Romawi itu hanya lalat’. Itu menunjukkan pride yang luar biasa sebagai Muslim,” paparnya.

Hal kelima, Adian mengusulkan pentingnya pusat peradaban Islam, termasuk pusat perpustakaan Islam yang  hebat di kampus-kampus Islam maupun  Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti IPB. “Institusi yang paling ideal  untuk mewujudkan model perabadan Islam adalah kampus,” ujar Adian Husaini.

Rangkaian acara buka bersama ICMI dan KAHMI Bogor ditutup dengan shalat Isya dan Tarawih berjamaah yang diimami oleh Iyus Khairunnas.

 

 

Terpopuler