Mengapa Kurma Dianjurkan Saat Buka Puasa?

Red: Hasanul Rizqa

Kamis 16 May 2019 04:07 WIB

Pedagang menata buah Kurma dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (14/5). Foto: Republika/Prayogi Pedagang menata buah Kurma dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurma merupakan salah satu buah yang populer dalam konteks perayaan hari-hari besar Islam. Selama Ramadhan ini, misalnya, cukup mudah menjumpai sajian kurma di atas meja makan kita, terutama kala berbuka puasa. Memang, banyak keluarga Muslim yang mencari-cari kurma di pasaran untuk dinikmati bersama.

Mengonsumsi kurma tak sekadar persoalan selera. Ada anjuran Rasulullah SAW pula. Beliau bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi. "Apabila seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah dia berbuka dengan kurma. Sesungguhnya, kurma itu adalah (mengandung) berkah. Apabila tidak mendapatkan kurma, maka hendaklah dia berbuka dengan air. Sesungguhnya air itu suci."

Baca Juga

Sementara itu, Imam Bukhari meriwayatkan sabda Nabi SAW: "Barangsiapa memakan tujuh butir kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya pada hari itu."

Dalam langgam ilmiah, kurma bernama Phoenix dactylifera. Berikut ini beberapa keistimewaan kurma bila ditilik dari perspektif gizi, sebagaimana dikutip dari buku Kurma: Khasiat dan Olahannya karya Suyanti Satuhu.

Kurma dipercaya dapat menghilangkan rasa sakit. Hal ini disebabkan adanya kandungan kalium dan asam salisilat di dalam kurma. Kedua zat itu berfungsi meredakan nyeri.

Kemudian, hal istimewa lainnya dalam kurma ialah kandungan gulanya yang tinggi, yakni antara 70 hingga 80 persen. Dengan begitu, mengonsumsi kurma dipercaya dapat mengurangi risiko serangan stroke, mengurangi demam, dan tentunya menambah energi kala seharian berpuasa.

Satuhu menjelaskan, tiap orang per hari memerlukan energi 25 kkal/kg berat badan. Untuk aktivitas fisik sehari-hari, diperlukan energi tambahan 30 persen dari energi basal. Saat berpuasa, energi tubuh bisa berkurang hingga 30 persen. Tubuh pun otomatis menyerap cadangan asupan gula yang disimpan dalam sel-sel untuk mengganti energi yang hilang.

Maka, saat berbuka puasa tubuh memerlukan energi yang "seketika." Mungkin, banyak di antara kita yang suka buka puasa dengan sajian "berat", yakni nasi plus lauk-pauk. Padahal, nasi mengandung karbohidrat kompleks, sehingga memerlukan proses pencernaan yang lama.

Alternatifnya, konsumsilah makanan yang mengandung gula sederhana, sehingga kandungannya dapat cepat dikonversi jadi energi tubuh. Mengonsumsi buah dan sayur adalah jawabannya. Khususnya kurma. Sebab, buah ini mengandung karbohidrat tinggi, sehingga mampu menyuplai energi secara optimal untuk tubuh setelah seharian puasa.

Kurma juga mengandung antioksidan. Mineral yang ada dalam kurma, antara lain, adalah zat besi, magnesium, kalsium, fosfor, dan kalium. Zat kalium dipercaya dapat mencegah serangan stroke. Kurma mengandung 666 mg kalium per 100 gram berat kering. Fosfor berguna untuk mengembalikan fungsi kelenjar tubuh serta nutrisi bagi otak.

Magnesium dalam kurma juga menghambat penuaan. Kurma mengandung asam nikotinat (niasin) serta serat untuk mempermudah proses pembuangan. Ada pula kandungan serat pangan (dietary fiber) di dalam kurma yang bermanfaat menurunkan kadar kolestrol jahat.

Kurma mengandung lemak tak jenuh sehingga Anda tak perlu khawatir gemuk bila mengonsumsi buah ini.

Terpopuler