Bulan Suci Ramadhan, Kesempatan Mengevaluasi Diri

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa

Rabu 15 May 2019 15:01 WIB

Ceramah Ramadhan. Ustaz Adib Abdushomad, alumni Flinders University Adelaide Australia Selatan saat menyampaikan kuliah ba'da Dzuhur pada Selasa (14/5) di Mussholla At-Tarbiyah, Kementerian Agama, Rabu (15/5) Foto: Republika/Fuji Eka Permana Ceramah Ramadhan. Ustaz Adib Abdushomad, alumni Flinders University Adelaide Australia Selatan saat menyampaikan kuliah ba'da Dzuhur pada Selasa (14/5) di Mussholla At-Tarbiyah, Kementerian Agama, Rabu (15/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa wajib selama bulan Ramadhan diharapkan menjadi kesempatan untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengevaluasi diri. Hal itu bertujuan supaya setiap Muslim menjadi insan yang lebih baik selama dan pasca-berpuasa.

Pesan itu disampaikan Ustaz Adib Abdushomad saat kuliah bakda shalat zuhur berjamaah di Musala at-Tarbiyah, Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (15/5).

Baca Juga

"Seseorang yang bisa menaklukkan orang lain adalah orang yang luar biasa, tetapi orang yang bisa menaklukkan diri sendiri adalah jauh lebih luar biasa kekuatannya," kata alumnus Flinders University Adelaide, Australia, itu.

Mengutip pandangan Lao Tse, tantangan terbesar bagi seseorang justru terletak di dalam dirinya sendiri. Menurut Ustaz Adib, pandangan filsuf Cina klasik itu selaras dengan esensi berpuasa, yakni mengendalikan hawa nafsu yang bersemayam di dalam diri.

Dia menjelaskan, puasa Ramadhan hendaknya menjadi medium transformasi diri seorang Muslim. Pada akhirnya, orang yang berpuasa akan mengalami perubahan kualitas mental menjadi lebih baik.

Sejauh ini, lanjut dia, suasana bulan suci Ramadhan di Indonesia umumnya kondusif. Hal ini seyogianya bisa memotivasi diri kolektif umat Islam untuk berlomba-lomba menunaikan kebaikan.

"Kita bersyukur puasa Ramadhan di Indonesia sangat meriah dimulai saat penyambutan datangnya Ramadhan hingga berbagai amalan-amalan yang dilakukannya," ujarnya.

Ustaz Adib Abdushomad mengingatkan, jangan sampai gegap-gempita suasana Ramadhan mendistorsi tujuan puasa dan ibadah selama bulan suci. Misalnya, puasa harus mendorong seorang pengamalnya untuk berjihad atau berjuang ke arah yang lebih baik.

Dia mengutip pesan Nabi Muhammad SAW ketika umat Islam baru memeroleh kemenangan dalam Perang Badar. Sesampainya di Madinah, Rasulullah SAW mengatakan, umat baru saja kembali dari jihad kecil dan kini menuju jihad besar.

"Mereka (para sahabat) bertanya apakah jihad paling besar itu? Beliau (Rasulullah) bersabda, jihad melawan hawa nafsu," jelasnya. Untuk diketahui, Perang Badar berlangsung saat Ramadhan.

Terpopuler