REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengalaman menjalani ibadah Ramadhan di Korea Selatan (Korsel) memberi kesan tersendiri bagi seorang dai ambassador Dompet Dhuafa, Ustaz Hasbullah. Pada tahun ini, dia berkesempatan menjalani aktivitas dakwah di Masjid Al Ikhlas, Kota Yongin.
Rumah ibadah itu adalah salah satu masjid yang pendiriannya diinisiasi oleh warga negara Indonesia (WNI) di Korsel. Masjid ini memiliki dapur umum dan koperasi yang menyediakan pelbagai fasilitas bagi jamaah. Di antaranya adalah sajian halal dan berbagai menu masakan khas Indonesia.
Hampir setiap hari, tutur Ustaz Hasbullah, masjid ini menyiapkan takjil berbuka puasa. dan sajian makan untuk jamaah. Menurut dia, sekitar 30 orang Muslim/Muslimah rutin mengikuti acara buka puasa bersama setiap hari di Masjid Al Ikhlas.
"Namun, di hari Sabtu dan Ahad, jamaah bisa membludak sampai 150-an orang, dari berbagai kewarganegaraan, seperti Indonesia, Korea, Mesir, Pakistan, Bangladesh, India, Tajikistan, dan negara lainnya," ujar Ustaz Hasbullah dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (15/5).
Para WNI menghadiri kajian dan buka puasa di Masjid Al Ikhlas di kota Yongin, Korea Selatan.
Dia menuturkan, salah seorang tokoh WNI di Korsel bernama Heri. Menurutnya, ada sekitar 59 unit masjid yang pendiriannya diinisiasi serta dikelola perantauan Indonesia di Negeri Gingseng.
Memasuki akhir pekan, masjid menjadi tempat paling favorit untuk dikunjungi sebagian besar WNI di Korea Selatan. Umumnya, mereka ingin belajar, beribadah, silaturahim dengan sesama Muslimin di sana.
Suasana demikian sudah menjadi kebiasaan rutin yang menyenangkan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya bagi warga Muslim Indonesia di Korsel. Masyarakat Indonesia cukup dikenal luas di antara komunitas Muslim di sana lantaran gemar berbagi dan ramah-tamah. "Melalui wasilah mesjid-masjid yang ada banyak sekali, kebaikan-kebaikan yang ditularkan oleh masyarakat Indonesia di Korea," tutur dia.