REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah puasa Ramadhan tak hanya memberi manfaat spiritual bagi umat Islam. Puasa juga dapat mendatangkan sisi positif bagi orang-orang yang memiliki penyakit tertentu, misalnya asma.
"Asma adalah penyakit yang cukup banyak dialami masyarakat," ungkap Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlang Samoedro SpP FISR dalam Peringatan Hari Asma Sedunia di Rumah PDPI, Jakarta.
Erlang menjelaskan, asma merupakan penyakit inflamasi kronik di saluran napas. Penyebabnya adalah hipersensitivitas saluran napas terhadap berbagai rangsangan.
Saluran napas pada penderita asma lebih sempit dibandingkan orang-orang normal. Penyempitan saluran napas pada tiap pasien asma berbeda-beda, tergantung derajat penyakitnya. Kondisi penyempitan saluran napas ini dapat berakibat fatal bagi paisen asma.
Asma bisa mengenai semua kelompok usia dan gender. Penyakit ini dapat dikenali dari beragam gejala, seperti sesak napas, napas berbunyi, dada terasa berat, dan batuk-batuk, terutama di malam hari.
Serangan asma bisa dipicu oleh sejumlah faktor pencetus yang sifatnya individual. Oleh karena itu, pasien asma perlu mengenali faktor pencetus masing-masing dengan baik.
Faktor pencetus yang paling banyak memicu serangan asma adalah infeksi saluran napas bagian atas dan aktivitas fisik. Selain itu, asma juga mungkin kambuh ketika dipicu oleh paparan debu rumah, makanan, bulu binatang, kelelahan, polusi, perubahan cuaca serta emosi.
"Pada beberapa orang yang berpuasa, (serangan) asma menjadi lebih jarang," ungkap pakar asma Indonesia Prof dr Faisal Yunus PhD SpP(K).
Mengapa bisa begitu? Alasannya, ibadah puasa Ramadhan dapat membuat pasien asma menjadi lebih tenang. Ketenangan ini dapat menjauhkan pasien asma dari faktor pemicu emosi, seperti merasa stres atau gelisah.
"Kalau nggak lagi serangan banget, dokter malah anjurkan untuk puasa karena kebanyakan penderita asma begitu puasa jadi lebih tenang," ujar Faisal.
Hal penting yang perlu diperhatikan penderita asma selama menjalani ibadah puasa adalah obat-obatan. Mereka tetap harus menggunakan obat-obat yang diresepkan oleh dokter sesuai anjuran agar penyakit asmanya tetap terkontrol.