Omzet Pedagang Lemang di Kramat Raya Berlipat Saat Ramadhan

Red: Christiyaningsih

Selasa 14 May 2019 07:31 WIB

 Pedagang menata lemang di kedai khas minang, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (1/7). (Republika/ Wihdan) Pedagang menata lemang di kedai khas minang, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (1/7). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkah Ramadhan tahun ini dirasakan para pedagang lemang di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Lemang adalah makanan khas Minang yang terbuat dari beras ketan dan santan. Angka penjualan lemang di kawasan itu pada awal Ramadhan, diakui para pedagang, naik hingga dua kali lipat dari hari biasa.

"Alhamdulillah penjualannya meningkat. Sehari biasanya terjual 15 buah, bulan puasa seperti ini bisa 30 buah bahkan lebih," kata Nuraini, pedagang lemang bambu dan nasi kapau di Jalan Kramat Raya, Senin (14/5).

Baca Juga

Di kawasan Jalan Kramat Raya, lemang dijual dengan harga antara Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per buah. Menurut Nuraini yang telah 25 tahun menggeluti usaha lemang bersama keluarga, omzet penjualan lemang bisa naik sampai 100 persen selama Ramadhan. "Kalau hari biasa pendapatan kisaran Rp 500 ribu, kalau Ramadhan bisa mencapai Rp 1 juta lebih," katanya.

Anik, pedagang lemang lain di Jalan Kramat Raya, juga merasakan kenaikan omzet penjualan. "Kalau sehari biasanya menyediakan 20 masih sisa 10 buah. Bulan puasa seperti ini 20 bisa habis, bahkan kadang sampai minta pedagang sebelah," katanya.

Lemang dibuat dari beras ketan dan santan kelapa lalu dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu. Bambu berisi ketan dan santan ini kemudian dibakar selama empat jam.

"Ini cuma pakai garam saja, jadi tanpa pengawet karena dalam bambu dan dibakar lama jadi walau pun sore tetap hangat. Ini juga bisa tahan hingga dua hari," Nuraini menerangkan.

Anik menjelaskan lemang biasanya dimakan bersama tapai, rendang, opor ayam, atau durian. "Jadi memang sesuai dengan selera masing-masing saja, lemang gurih biasa dimakan dengan yang manis," katanya.

Terpopuler