REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat sayembara di bulan Ramadhan 2019. Setiap kampung yang berani mematikan listrik selama tiga hari tiga malam, maka akan diberi hadiah sebesar Rp 30 juta.
"Sayembara ini, untuk mengembalikan kekhusyukan dan kekhidmatan Ramadhan, seperti zaman dulu sebelum ada listrik," ujar Dedi, kepada Republika, Selasa (14/5).
Menurut Dedi, banyak tradisi dan budaya yang ada di setiap bulan puasa, yang kini telah ditinggalkan masyarakat. Padahal, tradisi itu menjadi pemicu untuk melakukan kegiatan yang positif dan produktif. Dengan mematikan listrik, berarti tidak ada akses untuk menyentuh ponsel, menonton televisi ataupun menyalakan komputer.
Dengan mati lampu ini, anak-anak akan tadarus Alquran di langgar (mushala) ataupun masjid dengan menggunakan bantuan cahaya lilin atau lampu cempor. Ini akan menghadirkan kekhidmatan dan kekhusyukan tersendiri sebab anak akan melupakan sejenak telepon genggamnya.
"Begitu pula dengan orang tuanya, tanpa listrik mereka akan lebih intens berinteraksi dengan anak ataupun tetangganya. Sebab, selama ini mayoritas warga sudah sibuk dengan ponsel masing-masing," ujar Dedi.
Karena itu, lanjut Dedi, bagi ketua kampung atau ketua RT yang berani menerima tantangan ini, maka bisa mendaftarkannya langsung ke dirinya. Ada hadiah menanti sebesar Rp 30 juta. Hadiah tersebut, bisa digunakan untuk membeli sapi, ataupun membiayai kegiatan lainnya.
"Kami ingin, tradisi Ramadhan di tanah sunda ini tidak hilang karena perkembangan teknologi. Menjaga tradisi itu sangat penting," ujarnya.