Sekolah Hadrah, Cara Remaja Masjid Batanghari Isi Ramadhan

Red: Nashih Nashrullah

Senin 13 May 2019 15:06 WIB

Sentra Penjualan Alat Musik Religi. Penjual merapikan aneka jenis hadrah dan rebana pada toko alat musik religi di kawasan Condet, Jakarta, Ahad (29/10). Foto: Republika/ Wihdan Sentra Penjualan Alat Musik Religi. Penjual merapikan aneka jenis hadrah dan rebana pada toko alat musik religi di kawasan Condet, Jakarta, Ahad (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI— Remaja Masjid Al-Muttahidin Kabupaten Batanghari, Jambi menyemarakkan bulan suci Ramadhan dengan membuka sekolah hadrah yang diikuti anak-anak di lingkungan masjid.

“Kegiatan ini kita beri tema Semarak Ramadhan, sebenarnya banyak kegiatan yang dilaksanakan namun yang dilakukan dalam satu bulan penuh ya sekolah hadrah ini,” kata Ketua Remaja Masjid Al-Mutahiddin, Mukholid, di Jambi, Senin (13/5).

Baca Juga

Dia mengatakan, tahun ini merupakan tahun kedua sekolah hadrah tersebut dilaksanakan. Tahun pertama antusias remaja dan anak-anak cukup tinggi untuk mengikuti sekolah hadrah tersebut, sehingga di tahun ini sekolah hadrah kembali dibuka. 

Menurut Mukholid, sekolah hadrah tersebut mempelajari cara bermain alat musik Islami yang disebut hadrah untuk mengiringi shalawat-shalawat Nabi. Alat musik yang dipelajari merupakan jenis alat musik perkusi yakni alat musik terbangan atau yang biasa disebut gendang, cung, tepak, bass dan simbal. 

Semua alat musik tersebut jika dimainkan secara bersama disebut sebagai hadrah. Alat musik tersebut dimainkan untuk mengiringi shalawat-shalawat Nabi, sehingga peserta juga diajarkan melantunkan shalawat-shalawat Nabi.

Dia mengatakan, sekolah hadrah tersebut dibuka bertujuan untuk memupuk rasa kecintaan anak-anak terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara bershalawat. Sekolah hadrah tersebut dimulai dari pukul 16.00 WIB hingga menjelang waktu berbuka. Setelah itu dilanjutkan kembali setelah ibadah sholat tarawih pada pukul 21.00 WIB-pukul 23.00 WIB.

“Tujuan lain dari kegiatan ini yakni untuk membiasakan anak-anak dekat dengan masjid,” kata Mukholid.

Dia mengatakan setelah shalat Ashar sampai setelah shalat tarawih semua kegiatan peserta di masjid. Dari mulai shalat Ashar berjamaah, setelah itu memasuki kelas sekolah hadrah, selanjutnya dilanjutkan berbuka puasa bersama di masjid, lanjut shalat Maghrib berjamaah, hingga shalat Isya’, tarawih, dan dilanjutkan kembali masuk kelas sekolah hadrah.

Pada tahun ini, kata dia, jumlah peserta 20 orang. Remaja Masjid Al-Muttahidin berharap kegiatan tersebut dapat menjadi tradisi di daerahnya sehingga dapat dilaksanakan di setiap Ramadhan.

Selain kegiatan sekolah hadrah dan kegiatan rutin seperti tarawih dan tadarusan yang biasa dilakukan dimasjid-masjid saat Ramadhan, berbagai kegiatan keislaman turut dilaksanakan di masjid itu. Seperti menyediakan takjil gratis selama bulan Ramadhan, buka puasa bersama anak yatim piatu, lomba keagamaan menyambut Nuzul Quran, hingga pawai obor pada malam takbiran.

“Puncak kegiatannya pada malam takbiran, setelah keliling pawai obor anak-anak akan mentas di halaman masjid dengan melantunkan shalawat-shalawat Nabi,” kata Mukholid. 

Terpopuler