REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ragit merupakan salah satu kudapan khas Kota Palembang yang paling banyak diburu warga sebagai menu berbuka puasa saat Bulan Ramadhan.
Bentuknya bisa dikatakan sejenis roti dari tepung terigu yang dimakan dengan kuah kari ayam maupun sapi, Ragit kerap dijadikan menu utama saat berbuka puasa karena rasanya yang gurih, pedas dan agak sedikit asam.
Salah seorang pembuat Ragit di kawasan Sematang Borang Palembang, Ika Wahyuni, mengatakan bahwa Ragit diburu bukan hanya sebab kelezatannya, tapi juga karena kuliner tersebut jarang ditemui selain pada Bulan Ramadhan.
"Jika bukan Bulan Ramadhan biasanya akan kesulitan mendapatkan Ragit, jadi saat bulan puasa saya membuat lebih banyak Ragit untuk dijual," ujar Ika Wahyuni.
Ika yang sehari-hari menjual berbagai kuliner khas Palembang mengaku, ia dapat membuat 150 porsi Ragit setiap hari untuk memenuhi pesanan warga sebagai menu berbuka.
Membuat Ragit tidaklah sulit, kata dia, bahan-bahan dasarnya dibagi menjadi dua, yakni bahan dasar adonan Ragit dan bahan kuah kari.
Bahan pembuatan Ragit berupa 150 gram tepung terigu, 400 ml air, tiga butir telur, dan setengah sendok teh garam, campurkan semuanya menjadi satu lalu aduk di dalam baskom kecil sampai adonan rata.
"Lalu tuang adonan ke dalam cetakan bercorong khusus atau plastik segitiga, dadarkan diatas teplon sampai matang dan membentuk jaring raket badminton, kemudian lipat menjadi segitiga," lanjutnya.
Setelah itu siapkan bahan kuah kari yang terdiri dari bumbu tradisional seperti lengkuas diiris-iris, cabe rawit, daun kari, daun jeruk, dan salam, gula pasir, santan kelapa, bumbu kare bubuk, kaldu bubuk, penyedap rasa, potongan daging ayam atau sapi, garam, dan minyak sayur secukupnya.
Kemudian tumis bumbu halus, lengkuas, serai, daun salam, daun jeruk, dan daun kari hingga keluar aroma harum, lalu maasukkan daging, aduk sampai berubah warna.
"Selanjutnya tuangkan santan, bubuhi bubuk kare, kaldu bubuk, garam, penyedap rasa, serta gula pasir, masak sambil sekali-kali diaduk hingga matang dan bumbu meresap, sesaat akan diangkat masukkan cabe rawit bersama kare daging selagi hangat," jelas Ika.
Penyajian Ragit hampir sama seperti martabak india, Ragit dan kuah kari dapat di pisahkan atau langsung dituang bersamaan ke dalam piring dengan taburan bawang goreng, bisa juga ditambahkan cuka.
Sekilas bentuk Ragit mirip Roti Jala khas Medan, bedanya kuah kari Ragit lebih encer, sedangkan Roti Jala kuahnya agak kental sehingga bisa dinikmati dengan dicolek-colek.
Ia menjual satu porsi berisi tiga lembar Ragit lengkap dengan kuah kari dan cuka dengan harga Rp15.000, namun di pasar bedug harganya bisa mulai dari Rp10.000.
Di luar bulan Ramadhan, Ragit hanya dijual pedagang komunitas Arab Kota Palembang seperti di Wilayah Pasar Kuto, Sayangan dan Kuto Batu, Al-Munawwar, biasanya dijadikan menu sarapan atau kudapan saat acara sedekah.
Saat Bulan Ramadhan seperti sekarang, Ragit banyak tersedia di pasar-pasar Bedug di Kota Palembang, diantaranya yang paling ikonik ialah Pasar Bedug Jalan Ratna Talang Semut.