Di Temanggung, Tadarus Alquran Braille Dilakukan Berjamaah

Red: Nashih Nashrullah

Jumat 10 May 2019 21:16 WIB

 Santri Pondok Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin mengaji menggunakan AlQuran Braille, Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/5). Foto: Republika/ Yasin Habibi Santri Pondok Pesantren Tunanetra Raudlatul Makfufin mengaji menggunakan AlQuran Braille, Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG— Puluhan penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Penganthi Temanggung, Jawa Tengah, menyemarakkan suasana  Ramadhan 1440 h/ 2019 dengan bertadarus Alquran braile.

Kepala Seksi Penyantunan dan Rujukan Panti Penganthi, Edy Wahyono, mengatakan selama Ramadhan kegiatan penerima manfaat dikonsentrasikan pada kegiatan memperdalam ilmu agama Islam dan praktik ibadah. Kegiatan belajar umum dan keterampilan tetap berjalan dengan porsi yang tidak berkurang.

Baca Juga

Dia  mengatakan kegiatan Ramadhan yakni kultum sebelum magrib, yang dilanjutkan buka puasa, shalat magrib, shalat Isya, tarawih, ceramah Ramadhan, dan tadarus Alquran.

Pagi usai sahur ada shalat Subuh berjamaah dilanjutkan tadarus Alquran. "Siswa dipersilahkan tadarus Alquran sendiri di luar jadwal yang ditetapkan. Kami juga ada shalawatan," katanya di Temanggung, Jumat (10/5).

Dia menuturkan kegiatan Ramadhan di Panti Penganthi termasuk padat, tujuannya untuk meningkatkan iman dan takwa, yang nantinya menjadi kebiasaan seusai Ramadhan.

Penerima manfaat tidak hanya dari Temanggung, ada 100 penerima manfaat dari 14 kabupaten/kota bahkan ada yang dari luar Jawa.

Seorang pembimbing Sugiarti (49) mengatakan penerima manfaat beragam, ada yang sudah bisa baca Alquran braile namun ada pula yang belum bisa. Bagi yang belum bisa perlu pendampingan dalam belajar. "Ada pelatihan khusus baca Alquran braile, dengan guru tersendiri," katanya.

Penerima manfaat asal Kabupaten Magelang, Sugito (55) mengatakan sudah masuk Panti Penganthi sekitar dua tahun untuk belajar pijat. "Alhamdulillah kami juga mendapatkan pelajaran membaca Alquran braile," katanya.

Dia menuturkan pada awalnya memang agak susah membaca Alquran braile, seperti meraba pasir ditebar. "Setelah belajar setiap hari Jumat bersama guru dan juga belajar dari teman-teman di panti, sekarang sudah bisa membaca Alquran braile," katanya.

Dia menuturkan pada Ramadhan ini setiap hari ada tadarus Alquran, yakni malam hari dan pagi usai shalat subuh.

 

Terpopuler