REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ramadhan sering disebut sebagai bulan penuh berkah. Di mana bermacam keberkahan dipersiapkan Allah SWT agar dipergunakan sebaik-baiknya oleh para hamba-Nya.
Pimpinan Majelis Taklim dan Zikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, menyampaikan puasa adalah madrasah yang mendidik umat Muslim untuk menajamkan mata batin agar dapat menembus tirai kegaiban.
"Puasa adalah "sekolah agung" yang melatih kita untuk menerbangkan rohani kita agar bisa hinggap dalam pangkuan kasih sayang Sang Maha Kasih," kata Habib Abdurrahman melalui pesan hikmanya kepada Republika.co.id, Jumat (10/5).
Puasa, kata Habib Adurrahman, adalah madrasah ruhaniah. Di dalamnya ada tafakur dan amal, ada refleksi dan aksi. Ada peribadatan dan perkhidmatan.
Puasa yang mendapatkan pemuliaan dari Allah SWT adalah puasa yang dijalankan secara lahir bathin. Puasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, namun menjaga lisan, mata, tangan, telinga, kaki, pikiran, dan hati dari perilaku yang tercela. "Puasa mendidik kita untuk saleh secara individu, dan sosial sekaligus," ujarnya.
Ramadhan adalah arena menuju insan Rabbani yaitu manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya mampu menghadirkan kesadaran akan adanya Allah bersamanya selalu.
Insan Rabbani selalu berusaha menjadikan akhlak sebagai patron dalam hidupnya. “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” (HR Ahmad no 25013 dan Abu Dawud no 4165).
Untuk itu Habib Abdurrahman mengajak umat Islam untuk memanfaatkan Ramadhan dengan melakukan amalan-amalan baik yang Allah SWT ridhai. "Mari jemput berkah Ramadhan, dengan kebaikan akhlak," tutup Habib Abdurrahman.