Mahasiswa Asal Indonesia Hadapi Tantangan Berpuasa di Osaka

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari

Jumat 10 May 2019 16:25 WIB

Yuliana Ningtyas Rakhmawati, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Osaka, Jepang. Foto: dok pribadi Yuliana Ningtyas Rakhmawati, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Osaka, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit mahasiswa Muslim asal Indonesia yang menempuh studi di luar negeri. Mereka menghadapi berbagai tantangan saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan jauh dari kampung halaman.

Salah satunya adalah Yuliana Ningtyas Rakhmawati. Perempuan 24 tahun itu menempuh studi jurusan bahasa Jepang di Osaka Gaigo Gakuin, Jepang. Sejak April 2018, Yuliana tinggal di Morinomiya, Kota Osaka.

Baca Juga

Yuliana mengatakan, hari pertama Ramadhan di Jepang bermula sejak tanggal 5 Mei waktu setempat. Selama beberapa hari berpuasa, dia mendapati pengalaman yang sangat berbeda dibandingkan dengan di Indonesia.

"Di sini saya puasa kurang lebih 15 jam sehari. Karena perbedaan waktu antara Indonesia dan Jepang berbeda dua jam, bisa dikatakan saya sahur dan berbuka lebih awal di Jepang," ujarnya kepada Republika.co.id.

Dia merasa sedih karena jauh dari keluarga, sanak saudara, dan teman-temannya di Indonesia. Suasana lingkungan yang dia rindukan adalah kumandang adzan yang selalu terdengar saat berpuasa di Tanah Air.

Yuliana pun kangen pada makanan Indonesia untuk sahur dan berbuka. Menurut dia, pilihan menu bercita rasa pedas di Jepang cukup terbatas. Berpuasa di negeri sakura juga membuatnya harus pandai-pandai memilih makanan halal untuk dikonsumsi.

Meskipun begitu, banyak Muslim yang berpuasa atau sahur bersama. Tidak hanya dari Indonesia saja, Yuliana menjumpai banyak saudara seiman dari berbagai negara. Beberapa di antaranya berasal dari Pakistan, Afrika, Turki, dan Jepang.

Dengan demikian, Yuliana tetap menjalankan ibadah puasa dengan menyenangkan. Berpuasa di negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim tidak menghalanginya merasakan kehangatan buka puasa bersama (bukber) serta berkenalan dengan orang-orang baru.

Semua tantangan yang dia rasakan membuat Yuliana mensyukuri betapa nyamannya berpuasa di Indonesia. Dibandingkan Jepang, waktu berpuasa di Indonesia sangat ideal, dekat dengan keluarga, dan bisa dengan mudah menjalankan ibadah di masjid.

"Di Jepang, saya harus naik kereta dulu untuk ke masjid, apalagi jika ingin tarawih bersama. Butuh perjuangan juga karena masjid di Jepang masih terbilang sangat sedikit," ungkapnya.

Terpopuler