Wapres Shalat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa

Red: Irwan Kelana

Kamis 09 May 2019 06:02 WIB

Jamaah Tarawih Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Prof Abudin Nata MA. Foto: Dok MASK Jamaah Tarawih Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Prof Abudin Nata MA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla tadi malam melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat.

“Wapres Jusuf Kalla bersama dengan sekitar 2.500 jamaah melaksanakan shalat Tarawih berjamaah malam keempat Ramadhan di Masjid Agung Sunda Kelapa,” kata Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), H M Aksa Mahmud melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/5) malam.

Aksa menambahkan, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat yang diimami oleh Syeikh Kamal Al Yahya dan Syeikh Essam Al Mizgagi dari Madinah. “Sedangkan  shalat witir sebanyak tiga  rakaat diimami oleh Ustaz  Anshoruddin,” ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama,  ceramah Tarawih disampaikan oleh Prof  Dr  H Abuddin Nata MA. Ia mengupas tema “Epistimologi ilmu perspektif Alquran”.

photo
Wakil Presiden, H M Jusuf Kalla (ketiga dari kanan) bersama Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), H M Aksa Mahmud (ketiga dari kiri) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Rabu (8/5) malam.

Abudin mengemukakan, ayat suci Alquran  yang pertama kali turun adalah Surat Al-'Alaq  ayat  1-5. “Perintah yang pertama kali dari Allah SWT  adalah Iqro yang artinya adalah baca. Baca pada ayat tersebut bermakna luas. Termasuk di dalamnya adalah  membaca kita suci Alquran yang memungkinkan kita memahami  ilmu yang Allah SWT  turunkan di dalamnya dengan penafsiran dan ilmu yang terdapat pada alam semesta seperti kedokteran, astronomi, sosial dan budaya,” paparnya.

Abudin menyebutkan, ilmu yang Allah SWT  turunkan kepada manusia ada lima. Kelimanya adalah ilmu yang terkandung dalam Alquran, ilmu kauniah yang berada di alam semesta, serta ilmu sosial, ekonomi, dan budaya.

“Selain itu, ilmu filsafat yang bersumber dari akal pikiran manusia, dan ilmu makrifat yang berasal dari hati nurani yang melakukan dialog antara hati dan akal manusia,” tuturnya.

 

Terpopuler