Esensi Puasa Ramadhan Menggapai Ketakwaan Hamba

Red: Nashih Nashrullah

Rabu 08 May 2019 23:55 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin, mengemukakan salah satu dari tujuan Ramadhan yakni untuk meningkatkan ketakwaan umat Islam. 

"Sesuai dengan ayat tentang puasa, bahwa puasa bertujuan untuk bertakwa," kata dia di Palu, Rabu (8/5) malam.

Baca Juga

Pernyataannya tersebut mengutip firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. " 

Karena itu, lanjut dia, Ramadhan memberikan pendidikan kepada umat Islam untuk peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pernyataan ini di sampaikan di hadapan ribuan jamaah Masjid Baiturrahim atau yang lebih di kenal Masjid Raya Palu, saat Prof Zainal Abidin berceramah di sela-sela pelaksanaan shalat Isya dan tarawih serta witir malam ke empat Ramadhan.

Dia menyebut salah satu dari pengertian takwa atau arti dari takwa yaitu berserah diri atau pasrah kepada Allah SWT. Namun, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menyebut, sebelum berserah diri dan pasrah kepada Allah SWT harus di awali dengan usaha.

"Usaha dulu, gunakan semua cara atau jalan yang sesuai dengan anjuran agama. Jika suda dilakukan, baru kemudian serahkan kepada Allah SWT," ujar dia.

Dia mengemukakan, dalam Islam banyak pandangan, pendapat dan penafsiran terhadap pengertian takwa. 

Salah satunya ialah, kata dia, ulama menyebut kata ''taq'' di awal kata takwa, merupakan singkatan dari tawakal. 

Guru besar pemikiran Islam Modern IAIN Palu ini pun mengemukakan, umat Islam jangan terjebak atau berpatokan pada satu pendapat.

"Ada banyak pendapat, terserah mau ikut pendapat yang mana. Asalkan, tidak saling menyalahkan. Karena semua pendapat memiliki dasar yang kuat," sebutnya.

Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah ini menilai bulan suci Ramadhan mengajarkan untuk saling tolong menolong, menghibur orang yang sedang berduka karena tertimpa musibah/bencana atau lainnya, sekaligus sebagai obat rindu di kala dalam suasana duka.

"Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk menghibur hati, bersihkan hati dengan perbanyak amalan zikir dan doa serta ibadah, serta Ramadhan dapat dijadikan sebagai ladang amal untuk bantu dan peduli terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan saudaranya karena tertimpa musibah," kata dia.

Zainal mengatakan, dengan berzikir dan mengingat Allah hati dapat menjadi tenang. Pernyataan ini mengutip firman Allah dalam surah ar-Ra’ad ayat 28 yang berbunyi ''Hanya dengan mengingat-Ku hati akan menjadi tenang''.

 

   

 

Terpopuler