REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyiapkan posko lebaran di 29 bandara domestik dan tujuh bandara internasional selama periode angkutan lebaran (mudik dan balik) pada tahun ini. Posko tersebut akan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan saat melakukan perjalanan mudik dan balik dengan pesawat udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan pihaknya akan fokus pada tiga aspek dalam persiapan Operasi Angkutan Lebaran 2019. Ketiga aspek tersebut adalah keselamatan, keamanan, dan pelayanan.
"Kami siap memberikan pelayanan prima kepada para pemudik," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/5).
Langkah-langkah yang ditempuh Ditjen Hubud dalam memastikan kesiapan Angkutan Lebaran 2019 salah satunya melakukan ramp check rutin prasarana dan sarana penunjang operasional penerbangan dan bandara. Polana mengatakan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 31 Mei 2019 atau H-5 Lebaran.
Sementara puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada 8-9 Juni 2019 atau H+1 dan H+2 Lebaran.
"Kami berharap seluruh stakeholder penerbangan dapat mempersiapkan diri dalam melayani penerbangan angkutan lebaran, baik dari segi keselamatan, keamanan dan pelayanan selama proses penerbangan," ucapnya.
Ditjen Hubud telah mengidentifikasi beberapa hal yang perlu diantisipasi dalam angkutan lebaran seperti misalnya gangguan keselamatan dan keamanan, tarif pesawat, bagasi berbayar, antisipasi cuaca ekstrem, kapasitas pesawat dan lonjakan penumpang, bahaya terorisme, penggunaan narkoba, hingga perubahan pola penerbangan.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala di atas, Ditjen Hubud akan melakukan tahapan konsolidasi dan koordinasi yang dimulai dari lingkungan internal serta dilanjutkan dengan seluruh penyelenggara bandara, navigasi penerbangan dan maskapai serta pihak terkait lainnya. Hal tersebut guna memfokuskan perhatian pada langkah antisipatif apabila ditemukan kendala pada saat pelaksanaan Angkutan Lebaran 2019.
"Hingga Maret 2019 tercatat sebanyak 12 maskapai yang siap melayani angkutan udara dengan total armada mencapai 547 unit yang akan melayani berbagai rute," ungkapnya.